Ratusan Hotel di Indonesia Kena Scam Pemalsuan Data Elektronik, PHRI Imbau Verifikasi Akun Google Bisnis

Ketua Umum PHRI menyampaikan bahwa pemalsuan data ini terjadi di wilayah Indonesia.Mereka yang sudah melaporkan kejadian adalah PHRI Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan lain sebagainya.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 12 Agu 2024, 19:23 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024, 19:14 WIB
Ilustrasi hotel
Ilustrasi hotel. (Image by kstudio on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - BPP Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) melaporkan pemalsuan data elektronik akun Google Bisnis Hotel di seluruh Indonesia. Kejadian ini dilaporkan pertama kali oleh pengurus PHRI Sumatera Barat pada Minggu, 11 Agustus 2024.

Ketua Umum PHRI, Hariyadi BS Sukamdani menyampaikan bahwa pemalsuan data ini terjadi rata di seluruh wilayah Indonesia. Pengurus di daerah yang sudah melaporkan kejadian adalah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. 

"Sebagai tindak lanjut kasus, BPP PHRI akan segera melapor ke pihak berwajib yaitu Polri dan pelaporan ini tentu juga akan dilakukan juga oleh BPD dan BPC PHRI melalui Polda dan Polres di wilayahnya," ungkap Hariyadi saat konferensi pers yang digelar daring pada Senin (12/8/2024). 

Terkait kasus ini, Hariyadi menjelaskan bahwa insiden ini akan dilaporkan terkait UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE) Pasal 35 tentang pemalsuan data elektronik oleh pihak tertentu. Penyalahgunaan dilakukan oleh oknum dengan mengubah informasi nomor kontak hotel, sehingga korban yang hendak mereservasi hotel mentransfer langsung ke rekening yang tidak seharusnya.

Kasus penipuan ini dilaporkan oleh Yanti Yulianti, BPH PHRI Jawa Tengah dengan 156 hotel yang melaporkan datanya telah diubah di Google Bisnis. "Yang kena peretasan (penyalahgunaan data) dan berakibat terhadap pembayaran baru 10 hotel yang lapor terkena penipuan sudah transfer," terangnya. 

 

Hotel yang Terkena Pemalsuan Informasi Diperkirakan Bertambah

Ilustrasi
Ilustrasi hotel. (dok. pexels/Andrea Piacquadio)

Dari sisi kerugian yang ditimbulkan atas penyelahgunaan data ini, menurutnya masih terbilang kecil. "Nggak banyak si, tapi  larinya (uangnya) jadi ke penipu," kata Yanti.

Terkait data, BPH Sumatra Barat melaporkan sudah 60 hotel melapor, kemudian Jawa Timur sebanyak 92 hotel, Sulawesi Tengah 18, Bandung 35 hotel, dan Lampung 8 hotel. Bahkan hotel di Jakarta juga sudah melaporkan adanya tindak penyalahgunaan informasi. Di Jawa Timur sendiri ada hotel di Surabaya yang dalam sehari telah diubah datanya oleh oknum hingga lima kali untuk mengelabui korban. 

Selain itu manajemen Hotel yang akun bisnisnya disalahgunakan juga akan memberikan informasi kepada publik melalui berbagai cara. Salah satunya melalui media sosial dan website perusahaan agar konsumen berhati-hati dalam melakukan reservasi di Hotel melaluiakun bisnis Google.

Sebaiknya dapat langsung menghubungi official channel Hotel yang bersangkutan guna menghindari terjebaknya dalam penipuan. Kemudian untuk pembayaran harus dilakukan melalui rekening official Hotel, untuk jelasnya, mohon agar dapat di konfirmasi kembali nomor rekening melalui official channel Hotel sebelum melakukan pembayaran.

 

Pengelola Hotel Waspada

Hacker Sasar Pengguna dengan Iklan Google Authenticator Palsu
Hacker Sasar Pengguna dengan Iklan Google Authenticator Palsu. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Terkait kerugian yang diderita korban, pihak Hotel tidak bisa bertanggung jawab atas penipuan yang terjadi pada Akun Bisnis Google. BPP PHRI juga berharap pihak Google dapat segera menindak lanjuti kejadian ini, agar tidak ada korban akibat peretasan yang saat ini terjadi.

Untuk saat ini, PHRI memberi imbauan agar pihak Hotel melaporkan informasi yang tidak benar ke Google melalui suggestion edit diakun google bisnis. Kemudian melaporkan froud dengan Business Redressal Complaints. Selanjutnya manajemen hotel diminta melakukan verifikasi person in charge dalam akun bisnis melalui Google MyBusiness Verified.

Mengutip dari kanal Jawa Timur Liputan6.com, Senin (12/8/2024), perkumpulan General Manager Hotel, Casa Grande Jawa Timur mengimbau kepada seluruh pengelola hotel mewaspadai aksi peretasan akun yang dapat merugikan pelanggan hingga bisnis perusahaan.

"Kami imbau untuk seluruh hotel di Jawa Timur terus waspada jangan sampai kejadian ini menimbulkan kerugian yang sangat besar. Saat ini yang bisa kami lakukan adalah dengan menginformasikan kepada tamu terkait nomor resmi di sosial media maupun di setiap sosial media staf," ujar Ketua Casa Grande Jawa Timur S Wardoyo, di Surabaya.

Masyarakat Jangan Tergiur Harga Murah

Ilustrasi hacker (Ilustrasi dari AI)
Ilustrasi hacker (Ilustrasi dari AI/ Fotor)

Sejumlah hotel di Jawa Timur mengalami peretasan dari pihak yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan peretasan di akun Google Bisnis masing-masing hotel.

"Sejak Minggu, 11 Agustus 2024 pukul 07.00 WIB hingga Senin pagi hacker masih meretas Google Business dengan menambahkan nomor kontak yang bukan milik hotel di bagian nama hotel dan alamat hotel. Selain itu, peretas juga merubah titik Google Maps di tempat lain," ujarnya.

Hotel yang dia kelola, lanjutnya, juga mengalami peretasan pada akun Google Bisnisnya. "Google Business milik KHAS juga mengalami hal yang sama. Ini menjadi perhatian khusus buat kami. Karena akan merugikan kami sebagai perusahaan dan tentunya tamu kami,” ucap pria yang juga  General Manager Cluster KHAS Surabaya dan Gresik itu.

Ia menjelaskan modus yang digunakan oleh peretas tersebut dengan menawarkan harga jauh lebih murah dari normalnya. "Karena itu, kami mengimbau masyarakat tidak langsung tergiur dengan penawaran yang dirasa tidak masuk akal," ucapnya.

Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ulah Hacker Bjorka? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ulah Hacker Bjorka? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya