Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3--6 September 2024, menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyematkan citra aman Indonesia di mata dunia. Kedatangan Paus sekaligus menegaskan tingginya toleransi antarumat beragama di negeri ini.
"Kehadiran Sri Paus memberikan citra bahwa Indonesia, terutama Jakarta itu aman, kemudian ternyata kehidupan bertoleransi antaragama di kita, dan itu bisa dilihat langsung oleh beliau," ucap Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam acara The Weekly Press Brief with Sandi Uno (WBSU), di Jakarta, Senin, 9 September 2024.
Baca Juga
"Karena kita bisa lihat yang menyambut dengan antusias tidak hanya umat Katolik, tapi juga umat agama lain. Saya pikir ini sesuatu yang harus kita jaga, karena kembali soal persepsi keamanan salah satu unsur pokok dalam sebuah kegiatan pariwisata," lanjutnya.
Advertisement
Nia menamnbahkan, keamanan merupakan salah satu unsur utama dalam memajukan kepariwisataan nasional, sehingga dengan kunjungan Paus Fransiskus yang mengundang 90 ribu umat Katolik ke Jakarta tersebut. Ini mengukuhkan bahwa Indonesia merupakan negara yang aman, toleran, sekaligus menjadi ajang promosi wisata yang positif.
Sedangkan Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta Sutrisno Iwantono menyampaikan dalam kunjungan tersebut hampir seluruh hotel di Jakarta terisi penuh kerena kehadiran Paus Fransiskus.
Para umat Katolik di seluruh wilayah tanah air datang untuk mengikuti Misa Akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Dia mencatat, perhelatan tersebut telah meningkatkan tingkat okupansi hotel (occupancy rate) sebesar 20-25 persen dibandingkan hari biasa.
Â
Perhelatan Besar di Jakarta
"Rata-rata peningkatan dibandingkan biasa itu bisa naik sekitar 20-25 persen. Tapi tentu ada yang lebih, ada yang kurang, Ini tergantung dari lokasinya," terangnya sambil berharap perhelatan besar seperti itu dilaksanakan secara periodik, sehingga distribusi pemajuan kepariwisataan dapat dirasakan oleh semua pemangku kepentingan.
"Selama ini kan lokasinya lebih banyak di sekitar GBK, jadi hotel-hotel yang mendapatkan manfaat memang di situ. Ke depan tentu kita berharap juga bisa disebar ke wilayah-wilayah di Jakarta, ada selatan, ada utara, ada barat. Karena hal ini juga akan memberikan distribusi yang baik bagi semua pelaku," tuturnya.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia memang sudah berakhir Jumat, 6 September 2024, tapi serba-serbi lawatannya terus jadi topik hangat perbincangan publik. Ini bahkan termasuk rute pesawat Pemimpin Gereja Katolik Dunia itu saat terbang dari Italia ke Indonesia, Senin, 2 September 2024, waktu setempat.
Secara khusus, nama tujuan penerbangan itu jadi sorotan warganet. Pasalnya, alih-alih Jakarta, nama Giacarta tertulis di layar informasi. Ini terungkap dari cuitan X, dulunya Twitter, Koresponden Vatikan untuk CNN, Christopher Lamb, yang menulis keterangan, "All aboard the papal plane to #Indonesia."
Â
Advertisement
Perjalanan Paus Fransiskus
Cuitann tersebut dibalas seorang warganet, yang berkomentar dalam Bahasa Inggris yang artinya, "Mulai sekarang, aku akan menyebut Jakarta, GIACARTA. Kedengarannya sangat sopan dan mindful."Â "GIACARTA SOUNDS LIKE AN IT GIRLL," sahut yang lain.
Tidak sedikit yang kemudian menanyakan mengapa ditulis demikian. Ini dijawab salah satu pengguna, "Karena dalam bahasa Italia tidak ada huruf J dan K, begitulah cara mereka mengeja Jakarta." "Ya itu secara harfiah diucapkan sebagai Ja-kar-ta," sahut yang lain.
Menurut kanal News Liputan6.com, Paus Fransiskus meninggalkan Indonesia pada Jumat pagi, 6 September 2024. Paus melanjutkan kunjungan apostoliknya ke Papua Nugini dalam rangkaian tur Asia-Pasifik.Kepala Negara Vatikan tersebut dilepas dengan upacara perpisahan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, dan bertolak menuju Port Moresby, Papua Nugini dengan menaiki pesawat komersil Garuda Indonesia.
Kepergian Paus diantar Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Piero Pioppo, dan Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, Gandi Sulistiyanto.
Paus Fransiskus di Timor Leste
Selain itu, Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Antonius Subianto Bunyamin, dan Ketua Panitia Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia, Ignatius Jonan turut melepas kepergian Paus.
Setelah Papua, Paus Fransiskus berkunjung ke Timor Leste. Ia tiba di Ibu Kota Timor Leste, Dili, pada Senin, 9 September 2024. Ia menempuh perjalanan tiga setengah jam setelah berlabuh dari Ibu Kota Papua Nugini ke Bandara Internasional Presidente Nicolau Lobato.
Sesampainya di bandara, Paus disambut oleh Presiden Timor Leste, José Manuel Ramos-Horta. Selain itu, ia juga disambut oleh sekelompok anak yang menggunakan pakaian adat tradisional.
Kunjungan Paus adalah yang terbesar, pemasaran terbaik yang dapat dilakukan siapa pun untuk mempromosikan negara ini, untuk menempatkan negara ini di peta pariwisata," ujar José Ramos-Horta, disitat The Associated Press pada (9/9/2024).
Uskup Roma itu pergi ke istana Timor Leste menggunakan Toyota Sienta. Duduk di jok depan, Paus menyapa masyarakat Timor Leste. Paus pergi ke istana untuk menyampaikan pidato resmi kepada pemerintah Timor Leste.
Â
Advertisement