Liputan6.com, Jakarta - Smartphone yang dibekali kemampuan mendukung teknologi 4G LTE (long term evolution) sudah semakin bertebaran di pasar dunia. Pertumbuhan pesat ekosistem pasar smartphone 4GÂ diprediksi akan mendorong penurunan harga smartphone berfitur 4G sehingga menjadikannya ponsel murah.
Diprediksi, smartphone dengan fitur dukungan 4G di dalamnya akan dibanderol kurang dari US$ 100 di pertengahan tahun pertama. Perkiraan itu diungkap oleh perusahaan yang bertugas sebagai rantai pasokan perangkat teknologi di Taiwan.
Mengutip laman Digitimes, Jumat (19/9/2014), salah satu penyebab murahnya perangkat berteknologi 4G ialah Qualcomm sudah membuat chipset 4G murah. Langkah itu dilakukan perusahaan pembuat chip asal Amerika Serikat tersebut agar bisa bersaing dengan MediaTek.
Chipset MediaTek diketahui jadi primadona di kalangan vendor ponsel dari Tanah Tiongkok. Berbagai perusahaan pembuat ponsel asal China sekarang ini telah memasang banderol tak sampai US$ 200 di perangkat barunya yang telah dilengkapi teknologi 4G.
Namun, di sebagian negara teknologi 4G masih belum jadi sesuatu hal yang menarik. Negara berkembang seperti Asia Tenggara, Rusia, Amerika Latin dan Afrika masih dalam proses untuk mengadopsi 4G dan menjadikan permintaan ponsel 4G belum begitu tinggi.
Wajar saja, bila kemudian di negara tersebut para pembuat ponsel masih berusaha menggenjot penjualan ponsel murah berteknologi 3G. Sumber yang sama menjelaskan vendor-vendor asal China maupun internasional masih berusaha melanjutkan perang pemasaran handset 3G di negara berkembang.
Energi & Tambang