Liputan6.com, Jakarta - Dosen jaringan Universitas Gunadarma, Akbar Marwan, mengomentari mesin pencari yang tengah dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) bernama Memory dan Index (Memex). Sama seperti kehadiran produk teknologi lain yang bermanfaat, Akbar memberikan sambutan positif.
Mesin pencari Memex beberapa hari terakhir memang tengah menjadi perbincangan, salah satunya karena diklaim mampu menembus 'dark web' yang tak terjamah oleh Google.
Menurut Akbar, kemampuan Memex sebagai mesin pencari 'dark web' tentunya menghasilkan informasi yang lebih mendalam, sehingga pada akhirnya akan membantu penelitian atau kegiatan lain yang membutuhkan data secara detail.
Memex sendiri saat ini masih dalam pengembangan dan tengah difokuskan untuk memerangi perdagangan manusia. Namun dia belum mengetahui kapan dan apakah Pentagon akan merilis proyek tersebut untuk publik.
"Pentagon biasanya baru merilis produk yang dikembangankannya ke publik setelah beberapa tahun, setelah mereka tahu pasti kualitasnya seperti performa dan kelemahan," tutur Akbar kepada Tim Liputan6.com, Sabtu (21/2/2015).
Dia pun menyambut baik jika akhirnya Memex dapat dinikmati oleh semua orang. Namun mengingat kecanggihan mesin pencari, termasuk Memex, Google, atau Bing, Akbar mengingatkan pengguna internet untuk lebih bijak men-share informasi ke ranah maya. Jangan sampai pihak-pihak tidak berwenang menyalahgunakan informasi tersebut.
"Produk teknologi termasuk Memex, Google, dan lainnya, seperti pisau bermata dua, ada positif dan negatifnya. Semuanya tergantung kita, karena itu kita harus bijak mengenai informasi yang akan di-share di internet," sambungnya.
Bukan hanya dari sisi pengguna internet, pemilik layanan teknologi diyakini juga akan memberikan perlindungan serupa. Termasuk Pentagon, jika akhirnya merilis Memex untuk publik.
"Saya yakin Pentagon juga memiliki berbagai prosedur keamanan dan tidak sembarangan," katanya.
Pentagon melalui lembaga Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) mulai mengembangkan proyek Memex enam bulan lalu. Proyek ini diprediksi akan menjalani proses riset selama tiga tahun.
(din/isk)
Mesin Pencari Memex, Positif atau Negatif?
Dosen jaringan Universitas Gunadarma, Akbar Marwan, mengomentari mesin pencari yang tengah dikembangkan oleh Pentagon.
Diperbarui 21 Feb 2015, 15:05 WIBDiterbitkan 21 Feb 2015, 15:05 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Perjalanan Karier Gregory Hendra Lembong: Dari Insinyur Kimia hingga Presiden Direktur BCA
350 Kata-Kata Semangat Keren untuk Motivasi Hidup
Marak PHK, Apindo Dorong Dialog Sosial Pengusaha dan Buruh
Waktu Sholat Pontianak Bulan Ramadhan 2025, Jangan Sampai Terlewat
350 Kata-Kata Sunrise yang Menginspirasi untuk Memulai Hari
Sinopsis Rumput Tetangga di Vidio: Ketika Titi Kamal Mencari Jati Diri
DPLK BRI Jalin Kerja Sama dengan Bank Raya Melalui Digitalisasi Dana Pensiun
Bos Pengusaha Klaim Tak Semua Pekerja Bisa WFA
Tradisi Lebaran di China, Makan Manisan hingga Berkumpul di Masjid Nanxiapo
Viral Pemotor Kompak Robohkan Separator Bus Transjakarta demi Hindari Razia, Ini Kata Polisi
350 Kata-Kata Pagi yang Cerah untuk Memotivasi Diri
Socomec Perkuat Kehadiran di Indonesia lewat Pembukaan Kantor Baru