Demi Keamanan, Tiongkok Batasi Ekspor Drone

Tiongkok akan membatasi ekspor pesawat tanpa awak (drone) dan super komputer mulai 15 Agustus 2015.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Agu 2015, 10:02 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2015, 10:02 WIB
20150731-Amerika Uji Coba 55 Pesawat Tanpa Awak
Drone Tigershark buatan Navmar Applied Sciences Corp usai mendarat di landasan pacu pada uji coba demonstrasi 'Black Dart' di Naval Base Ventura County Sea Range, California, Jumat (31/7/2015). (REUTERS/Patrick T. Fallon)

Liputan6.com, Tiongkok - Tiongkok akan membatasi ekspor pesawat tanpa awak (drone) dan super komputer mulai 15 Agustus 2015. Tujuannya adalah untuk membantu melindungi keamanan nasional.

Mereka khawatir teknologi drone jatuh ke tangan yang salah dan digunakan untuk kegiatan ilegal, mengingat Negeri Tirai Bambu memiliki peran penting dalam industri drone.

Tiongkok adalah pionir dalam hal penjualan drone ke negara-negara seperti Pakistan, Arab Saudi, Mesir, dan banyak negara berkembang lainnya. Bahkan perusahaan teknologi DJI yang berbasis di Tiongkok disebut sebagai manufaktur drone konsumen nomor satu di dunia.

Namun, menurut catatan Ubergizmo, Rabu (5/8/2015), pembatasan ekspor drone di Tiongkok hanya diberlakukan untuk skala militer, bukan drone kecil. Itu artinya, pembatasan tersebut ditujukan pada drone yang bisa terbang lebih dari satu jam di ketinggian yang tinggi.

Setelah penerapan kebijakan baru tersebut, perusahaan manufaktur drone harus memberikan salinan kontrak ekspor bersamaan dengan dokumen yang menunjukkan spesifikasi teknis produk. Selain itu, juga harus ada keterangan motif konsumen membeli drone tersebut.

Sesuai dengan arahan Kementerian Perdagangan Tiongkok, berbagai dokumen yang diserahkan akan diproses dan perusahaan-perusahaan tersebut harus menunggu selama 45 hari kerja untuk mengetahui apakah mendapatkan restu untuk melakukan ekspor atau tidak.

(din/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya