Bos Nokia Ogah Buru-buru Kembangkan Ponsel Pintar

Nokia kini dikabarkan telah memiliki strategi baru untuk mengembalikan kejayaan bisnis ponselnya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 23 Feb 2016, 11:50 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2016, 11:50 WIB
Ini Dia CEO Baru Nokia Pengganti Stephen Elop
Patut ditunggu sepak terjang mantan 'raja ponsel' Nokia di bawah kendali Rajeev Suri beserta Microsoft. Mampukan Nokia kembali ke masa jaya?

Liputan6.com, Barcelona - Setelah menjual lini bisnis ponselnya kepada Microsoft senilai US$ 7,2 juta atau setara dengan Rp 96 miliar pada tahun 2013, kini Nokia dikabarkan memiliki strategi baru untuk mengembalikan bisnis ponselnya.

Perusahaan asal Finlandia tersebut menilai, kembali ke pasar yang pernah membesarkan namanya merupakan sebuah kesempatan. Sebab, beberapa waktu lalu merek Nokia mendapat pengakuan dari dunia. Demikian diungkapkan CEO Nokia, Rajeev Suri di acara Mobile World Congress (MWC) 2016, di Barcelona, Spanyol, Minggu (21/2/2016) waktu setempat.

Menurut informasi yang dikutip Tekno Liputan6.com dari laman Tech Crunch, Selasa (23/2/2016), Suri menyebutkan pada musim panas lalu Nokia berencana mendapatkan mitra lisensi untuk merancang dan mengembangkan ponsel di tahun ini. Menurutnya, perusahaan Finlandia tersebut tidak perlu buru-buru membuat nama Nokia kembali melambung seperti beberapa tahun lalu.

“Kemungkinan (akan mengembangkan bisnis ponsel, red.) pada 2016 atau 2017," katanya.

Suri juga mengatakan Nokia sedang mencari lisensi partner yang tepat bagi bisnis ponselnya. Namun menurutnya, pencarian mitra tersebut tidak perlu dilakukan dengan tergesa-gesa. "Kami akan menjelajahi mitra yang tepat, tergantung pada kasusnya," ujarnya

“Kami berpikir, ini merupakan model bisnis yang bagus, sebab merek Nokia masih memiliki pengakuan pasar yang sangat tinggi. Kami kira jika ada produk dengan merek Nokia, tentu ada kesempatan besar untuk membuatnya sebagai produk premium," kata Suri.

Suri juga percaya bahwa produk bermerek Nokia di masa depan akan setara dengan iPhone milik Apple, serta ponsel-ponsel flagship milik Samsung.

“Bagi kami, model bisnis ini bukanlah manufaktur tradisional. Kami ingin merancang perangkat tersebut dengan langkah-langkah yang tepat, sehingga mitra kami harus bekerja dengan standar kami. Karena itu, mendapatkan mitra yang tepat membutuhkan waktu yang tidak sebentar," ujarnya memberikan penjelasan.

Hingga saat ini, Suri masih belum memberikan bocoran, perusahaan mana yang hendak menjadi mitra Nokia dalam mengembangkan ponselnya.

(Tin/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya