Liputan6.com, California - Pesawat luar angkasa milik NASA, Kepler, mengumumkan telah menemukan sejumlah planet baru di Tata Surya. Jumlah planet tersebut cukup mengejutkan, diungkap terdapat lebih dari 1.200 planet yang diduga memiliki tanda kelayakan huni bagi manusia.
Tercatat, dari 1.284 planet yang ditemukan, 550 di antaranya memiliki tekstur berbatu yang mrip dengan Bumi. Laman Mirror, Jumat (13/5/2016) melaporkan, sembilan di antara ribuan planet asing tersebut mengorbit di lintasan zona yang disebut "Goldilocks".
Selain sembilan planet tersebut, 21 planet yang juga disebut sebagai 'exoplanet' lain pun ditemukan di zona Goldilocks.Â
Natalie Batalha, kepala riset misi Keplerdi NASA mengatakan bahwa hasil temuan ribuan planet ini memang mengejutkan. Ia dan pihak NASA akan terus mencari dan memahami keberadaan planet tersebut.
Baca Juga
"Kami terus memahami jumlah planet yang menurut kami layak huni, entah dari ukurannya yang seperti Bumi, teksturnya, atau juga ekosistemnya," ujar Batalha.
Kepler diluncurkan oleh NASA pada Maret 2009 untuk menjalani misi pencarian planet layak huni. Selama empat tahun, teleskop spacecraft tersebut telah memonitori sekitar lebih dari 150.000 benda luar angkasa, memastikan ukuran dan cahaya yang diperlihatkan, apakah termasuk ke kategori planet atau tidak?
Bagaimanapun, ada perbedaan besar antara bagaimana Kepler mencari planet yang mirip Bumi dengan mencari sebuah 'kehidupan baru'.
NASA mengungkapkan, teleskop yang ada pada saat ini dinilai tidak kuat untuk meneliti planet tersebut dengan dekat, agar bisa memastikan adanya kandungan air atau oksigen untuk memproduksi fotosintesis.
Dari 5.000 kandidat planet yang ditemukan, kini lebih dari 3.200 planet telah diverifikasi oleh NASA.
"Sebelum Kepler diluncurkan, kami tidak tahu soal keberadaan exoplanet di galaksi. Terima kasih untuk Kepler dan komunitas riset pencarian planet. Kini kami tahu harus mencari lebih banyak exoplanet layak huni. Penemuan ini tentunya sejalan dengan misi masa depan kami untuk mengungkap bahwa kita tidak hidup sendiri di alam semesta ini," kata Batalha.
(Jek/Isk)