Liputan6.com, Jakarta - Produksi serial animasi Si Unyil kini mulai digarap sejumlah studio dan freelancer animasi di kota Bandung. Serial animasi tersebut dibuat atas kerja sama Perum Produksi Film Nasional (PFN) dengan PT Telkom.
Menurut Technical Director Pawitra Studio, Aditia A. Pratama, mulai Agustus ini sedikitnya 30 orang terlibat dalam tim yang dibentuk oleh koordinator proyek ini yakni Kumata Studio.
"Studio selain Kumata, ada Pawitra Studio, dan Ayeuna Studio. Sisanya para freelancer di Bandung yang sudah banyak pengalaman maen di animasi," kata Adit kepada Tekno Liputan6.com seusai CodeMeetUp #78 di Digilife, Bandung, Senin (22/8/2016).
Menurut Aditia, tugas tim tersebut adalah menerjemahkan storyboard yang sudah dibuat sang sutradara, Chandra Endroputro dan Kumata Studio, ke dalam bentuk animasi, baik yang berbentuk dua dimensi maupun tiga dimensi.
Baca Juga
Menariknya, sambung Aditia, proyek ini tidak hanya melibatkan animator Bandung, melainkan digarap secara "keroyokan" dengan pekerja digital kreatif di kota lainnya yang turut serta.
"Setahu saya, ada dari Jakarta, Surabaya, Yogya, Solo, hingga Bali. Semuanya bersama-sama mengerjakan agar bisa selesai tepat waktu dan sesuai target ditayangkan tiga season," tutur Aditia menjelaskan.
Dua season pertama masing-masing terdiri dari 13 episode dengan durasi 22 menit per episode. Sementara tahun ketiga rencananya akan memutar animasi dengan format layar lebar. Setiap episodenya memakan biaya sekira Rp 500 juta s.d. Rp 600 juta.
Menurut Aditia, meskipun proses produksi proyek ini dikerjakan bersama-sama, spesifikasinya tetap terjaga dengan baik. Sebab, pengendali alur cerita hanya satu pihak dan piranti lunak yang digunakan juga dibuat seragam.
"Kami semua rata-rata baru instalasi Maya (program animasi, red.). Program ini sesuai dengan yang digunakan BASE Animation Studio," kata Aditia.
Serial Unyil kekinian ini selain menyasar pasar utama di rentang usia 3-6 tahun, juga membidik ibu-ibu yang pernah menonton serial Unyil di era 1980-an.
(Msu/Why)