comScore Resmi Jadi Pengukur Audiens Online di Indonesia

Indonesia Digital Measurement Consortium menunjuk comScore sebagai badan standarisasi selama dua tahun ke depan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Agu 2016, 18:34 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2016, 18:34 WIB
Iklan Digital
(ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah melalui proses seleksi selama beberapa bulan, lima asosiasi yang didukung Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) akhirnya memilih comScore sebagai penyedia data untuk standar pengukuran audiens online di Indonesia selama dua tahun ke depan.

Kelima asosiasi yang tergabung dalam Indonesian Digital Measurement Consortium ini adalah Association of Asia Pacific Advertising Media (AAPAM), Asosiasi Perusahaan Pengiklan Indonesia (APPINA), Indonesian Digital Association (IDA), Indonesian eCommerce Association (idEA), dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I).

comScore sendiri adalah perusahaan pengukuran lintas platform asal Amerika Serikat yang beroperasi di 75 negara dan telah terdaftar di indeks teknologi NASDAQ. Nantinya, comScore akan menyedikan solusi menyediakan solusi pengukuran untuk audiens yang mengakses situs melalui komputer, tablet, dan smartphone.

Metode yang digunakan adalah Unified Digital Measurement (UDM), yakni dengan penghitungan kunjungan situs dan membantu bisnis memahami dan mengukur kualitas audiensnya.

Lewat metode ini, pengiklan dan agensi juga dapat mengindentifikasi konten digital terbaik untuk meraih target audiens.

Sementara publisher dapat mengandalkan jasa comScore untuk memahami persaingan dan membuktikan aset digital yang dimilikinya mampu meraih target audiens secara efektif.

Terpilihnya comScore tak lepas dari penilaian berdasarkan beberapa kriteria, yakni kelengkapan data, kemampuan pembuatan laporan, tingkat pelayanan, dan juga biaya. Selama beberapa bulan ke depan, comScore akan melakukan sosialisasi pada anggota asosiasi untuk mempercepat proses adopsi seluruh elemen industri.

"Kami sangat senang akhinya berhasil menentukan acuan pengukuran ini, setelah kerja keras bersama dari berbagai elemen industri," ujar Jerry Justianto selaku Ketua Konsorsium dalam keterangan resmi yang Tekno Liputan6.com terima, Senin (29/8/2016) di Jakarta.

Kepala Bekraf Triawan Munaf juga menyambut baik adanya standar audiens ini. Menurutnya, Bekraf mendukung penuh kolaborasi para pelaku bisnis digital yang tergabung dalam Indonesian Digital Measurement Consortium ini.

Sebagai informasi, laporan terbaru menyebut, penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 29% (atau lebih dari 70 juta pengguna) dan angka ini diprediksi akan terus bertambah secara signifikan melampaui Jepang dan Brasil di masa yang akan datang.

Namun, pengeluaran belanja iklan di Indonesia masih didominasi oleh media konvensional, seperti TV dan media cetak. Hal ini juga dapat berubah seiring pemasang iklan yang memindahkan anggaran iklannya menyesuaikan dengan perilaku audiens.

Untuk itu, diperlukan suatu standar pengukuran nasional yang dapat menjadi komponen penting untuk meyakinkan pemasang iklan dan agensi periklanan. Dengan demikian, diharapkan pelaku periklanan dapat meningkatkan belanja iklan di media digital.

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya