Tahu Sebab Note 7 Meledak, Samsung Belum Umumkan ke Publik?

Liputan6.com, Jakarta - Phablet premium Galaxy Note 7 menyisakan kekecewakan bagi Samsung. Alih-alih menjadi perangkat Android Samsung yang paling sukses, Note 7 justru meledak secara massal di pasaran.

Gara-gara hal tersebut, Samsung pun melakukan recall alias penarikan produk Galaxy Note 7 dari pasaran dan kemudian menghancurkannya.

Perusahaan asal Korea Selatan ini terus melakukan investigasi atas hal itu dan berjanji untuk mengungkapkan penyebab meledaknya Galaxy Note 7 pada akhir tahun 2016.

Seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari BGR, Minggu (25/12/2016), sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa Samsung telah mengetahui penyebab meledak dan terbakarnya Galaxy Note 7. Jika hal itu benar, mengapa Samsung belum mengumumkannya kepada seluruh dunia?

Media Korea The Investor menyebutkan bahwa Samsung telah melengkapi dan menyelesaikan proses investigasi internal mereka. Tak hanya itu, perusahaan dikabarkan sudah melaporkan temuannya ke laboratorium luar, seperti Korean Testing Laboratory dan UL.

Berbagai laporan berusaha menjelaskan apa penyebab meledak dan terbakarnya Galaxy Note 7. Banyak yang menyebut kalau langkah Samsung yang terlalu buru-buru meluncurkan Galaxy Note 7 jadi penyebab tidak konsistennya desain dan menimbulkan banyaknya perangkat Note 7 meledak.

Lantas, apa penyebab sebenarnya? Tampaknya konsumen di seluruh dunia hanya tinggal menunggu pernyataan Samsung.

Setelah kasus Galaxy Note 7, Samsung dikabarkan sedang berusaha kembali meraih kepercayaan publik dengan produk barunya, Galaxy S8. Perusahaan pun bahkan meminta karyawan untuk tak memberikan bocoran produk tersebut.

Sayangnya, sejumlah bocoran soal penerus S7 itu terus saja menyeruak di dunia maya. Kabarnya, Samsung menghadirkan smartphone berlayar lengkung yang nyaris tanpa bingkai (bezel-less).

Tak hanya itu, fitur unggulan yang ada di Galaxy Note 7, seperti pemindai mata kabarnya akan hadir di perangkat yang diduga bakal diluncurkan dalam sebuah acara khusus di New York pada April 2017.

(Tin/Isk)