Liputan6.com, California - Sudah bukan rahasia lagi jika SpaceX berambisi ingin pergi ke Mars. Bahkan, rencananya mereka akan menerbangkan armada khusus bernama Red Dragon pada 2018 mendatang.
Sayangnya, rencana perusahaan pimpinan Elon Musk tersebut kandas di tengah jalan. Sebab, menurut informasi yang dimuat di Ubergizmo, Senin (20/2/2017), misi penerbangan Red Dragon ke Mars harus ditunda.
Presiden SpaceX, Gwynne Shotwell, mengatakan bahwa rencana perusahaan meluncurkan Red Dragon ke Planet Merah terkesan terlalu ambisius.
Advertisement
Karenanya, SpaceX harus menghabiskan beberapa tahun lagi agar dapat menyiapkan dukungan teknis yang lebih memadai untuk Red Dragon. "Red Dragon akan diterbangkan pada 2020," tuturnya.
Baca Juga
Sekadar informasi, misi penerbangan Red Dragon juga didukung oleh NASA. Hanya, Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut menetapkan 'persyaratan' yang harus dipenuhi SpaceX. Disebutkan, SpaceX nantinya harus mengirim data penting tentang atmosfer, permukaan, dan ekosistem di planet Merah tersebut.
Pada saat yang sama, NASA juga tengah mempersiapkan misi khusus ke Planet Mars. Namun, mereka telah memangkas biaya riset sebesar 85 persen. Besarnya biaya riset ini diduga berasal dari pembuatan alat Low Density Supersonic Decelator.
NASA sebelumnya juga telah bekerja sama dengan SpaceX mengirim astronot ke International Space Station (ISS). Rencananya misi pengiriman astronot ke ISS ini akan dilakukan pada akhir 2017. Namun, waktu peluncurannya belum diketahui secara pasti.
Selain SpaceX, NASA diketahui juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan penerbangan Boeing untuk misi serupa. Kerjasama dengan kedua perusahaan tadi tentu menjadi salah satu cara NASA untuk menghemat biaya penerbangan ke luar angkasa.
(Jek/Ysl)