Vivo Bidik Posisi 3 Besar di Pasar Smartphone Indonesia

Vivo membidik posisi tiga besar di pasar smartphone Indonesia pada akhir 2017.

oleh Jeko I. R. diperbarui 18 Apr 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2017, 14:30 WIB
Kamera belakang Vivo V5s. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza
Kamera belakang Vivo V5s. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Bandung - Meski terbilang seumur jagung di Indonesia, ambisi Vivo untuk menguasai pasar smartphone cukup besar. Vendor yang akrab dengan jargon "Perfect Selfie" itu percaya diri mampu masuk ke posisi 3 besar pasar smartphone Indonesia di 2017.

Brand Director Vivo Indonesia Peter Wang mengklaim saat ini Vivo berada di posisi lima besar. Jika berhasil mencapai posisi tiga besar tahun ini, kesempatan Vivo untuk menduduki posisi paling atas bisa terbuka lebar. Sekadar informasi, vendor yang kini menduduki posisi pertama tak lain adalah Samsung.

"Kita sudah di lima besar untuk saat ini. Akhir 2017 ini rencananya bidik masuk tiga besar di Indonesia," kata Peter saat ditemui Tekno Liputan6.com di acara Vivo Media Trip di Bandung, Selasa (18/4/2017).

Vivo didirikan sejak 2009. Perusahaan yang bermarkas di Dongguan, Tiongkok itu melakukan ekspansi ke lebih dari 100 negara pada 2011. Sementara, Vivo baru saja masuk ke Indonesia pada 2014.

Terkait strategi, Vivo melakukan cara berbeda dengan sejumlah vendor yang biasanya menggempur penjualan secara online, Vivo justru lebih bergerilya dengan penjualan offline dalam waktu dua tahun terakhir.

"Untuk sekarang ini penjualan Vivo masih lebih kuat di jalur offline, meski kami juga bermain di online. Alasannya, pasar orang Indonesia sangat unik dan harus melihat fisik smartphone yang ingin dibeli. Kepercayaan konsumen untuk penjualan online juga jadi alasan, itu masih belum bisa terbangun secara utuh," paparnya.

Sayang, Peter tidak mengungkapkan kisaran berapa jumlah penjualan antara online dan offline. Ia cuma menyebutkan angka penjualan offline lebih besar. Selain itu, salah satu strategi Vivo lain untuk mencapai target adalah melakukan brand awareness ke pasar.

"Kami punya teknologi. Kini terus menggenjot brand awareness. Kami berinvestasi cukup besar untuk itu," terang Peter.

Terkait agresifnya Xiaomi dan Meizu di Indonesia, Vivo mengungkapkan tidak ambil pusing. Sebab, mereka pikir punya keunggulan yang lebih baik ketimbang dua rekan yang juga berasal dari Tiongkok itu.

"Saya tidak mauu mengomentari brand lain. Vivo punya banyak keunggulan, baik secara produk juga layanan. Tahun ini kami punya 200 service center yang tersebar di seluruh Indonesia," pungkas Peter.

(Jek/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya