Kecerdasan Buatan Bukan Ancaman bagi Manusia

Kecerdasan buatan disebut-sebut akan mengancam manusia di berbagai bidang pekerjaan. Benarkah demikian?

oleh M Hidayat diperbarui 22 Mei 2017, 10:30 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2017, 10:30 WIB
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Kredit: Geralts via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan disebut-sebut akan mengancam manusia di berbagai bidang pekerjaan.

Hal ini menuai kekhawatiran banyak pihak. Namun salah seorang petinggi di perusahaan perangkat lunak Adobe menepis kekhawatiran itu.

"Menyebut kecerdasan buatan akan mengambil alih kreativitas manusia tidaklah tepat. Pikiran manusia jauh lebih kreatif daripada mesin," kata Shanmugh Natarajan, Direktur Eksekutif dan Wakil Presiden Produk di Adobe, kepada IANS dalam sebuah wawancara, sebagaimana dikutip dari Gadgets Now, Senin (22/5/2017).

Kecerdasan buatan, menurut Natarajan, justru memungkinkan manusia untuk membuat pekerjaan lebih mudah. "Kecerdasan buatan tidak seperti mobil otonomos, yang mana posisi seorang supir diganti. Saya kira kreativitas manusia akan bertahan lama," tutur Natarajan menambahkan.

Perusahaan riset pasar Gartner baru-baru ini mengatakan seorang Chief Innovation Officer (CIO) di suatu perusahaan akan memiliki peran penting dalam mempersiapkan bisnis guna menghadapi dampak kecerdasan buatan terhadap strategi bisnis dan pekerjaan manusia.

Saat ini perusahaan global seperti Adobe bertumpu kepada India dalam rangka meningkatkan portofolionya di bidang kecerdasan buatan untuk berbagai sektor. Adobe membuka kantor di India, dengan lebih dari 5.200 karyawan yang tersebar di empat wilayah di Noida dan Bengaluru.

(Why/Isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya