Royalti Belum Dibayar, Qualcomm Ingin Penjualan iPhone Dihentikan

Qualcomm menuding Apple belum membayar royalti patennya dan mengancam akan memblokir penjualan iPhone.

oleh Andina Librianty diperbarui 07 Jul 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 18:30 WIB
iPhone 7 di Galeri Smartfren
iPhone 7 di Galeri Smartfren. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani

Liputan6.com, Jakarta - Perseteruan Qualcomm dan Apple kembali berlanjut. Kali ini, Qualcomm mengajukan protes mengenai Apple kepada Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat (ITC) dan Pengadilan Federal.

Dilansir GSM Arena, Jumat (7/7/2017), Qualcomm mengklaim Apple menggunakan enam paten milik Qualcomm di berbagai perangkat, dan royaltinya belum dibayar.

Karena itu, produsen chipset tersebut berusaha menghentikan dugaan pelanggaran tersebut dengan permohonan agar memblokir penjualan, pemasaran, iklan, impor dan pergudangan semua produk Apple yang melanggar paten di AS.

"Paten-paten yang kami sampaikan mewakili enam teknologi penting dari ribuan portofilio, dan semuanya penting bagi fungsi iPhone. Apple terus menggunakan teknologi Qualcomm, tapi menolak pembayaran," jelas Executive Vice President of Qualcomm, Don Rosenberg.

Enam paten tersebut berhubungan dengan optimalisasi baterai, manajeman jaringan dan sistem performa, yang semuanya bekerja bersama meningkatkan efisiensi baterai dan informasi yang dikirim dan diterima, ke dan dari jaringan.

Investigasi resmi untuk membuktikan dugaan tersebut rencananya akan dilakukan pada Agustus 2017. Selain itu, Qualcomm juga mengajukan protes mengenai Apple kepada District Court AS, untuk mendapatkan ganti rugi, yang artinya mereka ingin Apple berhenti menggunakan paten-paten yang dilanggar sampai membayar royalti.

Saling gugat antar perusahaan teknologi kerap terjadi. Selain dengan Qualcomm, Apple juga pernah saling serang di meja hijau dengan perusahaan lain, termasuk rival utamanya, Samsung.

(Din/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya