Sebagian iPhone 7 Ternyata Dirakit oleh Pekerja Tambang

Demi memenuhi permintaan akan iPhone 7, perusahaan manufaktur iPhone di Tiongkok mengerahkan pekerja tambang untuk merakit iPhone.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 06 Jul 2017, 07:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2017, 07:00 WIB
Pabrik Metal Polishing Meledak, Produksi iPhone 6 Terganggu?
Foto ilustrasi: mirror.co.uk

Liputan6.com, Jakarta - Permintaan iPhone 7 tampaknya sangat tinggi. Bahkan saat perilisannya pada September lalu, ratusan orang sampai mendirikan tenda di depan Apple Store di berbagai negara untuk bisa membeli iPhone 7.

Bagi Apple hal tersebut tentunya merupakan pencapaian membanggakan, tetapi kewalahan justru dialami oleh perusahaan manufaktur mitra Apple. Mengutip Business Insider, Kamis (6/7/2017), sesaat sebelum iPhone 7 dirilis, perusahaan-perusahaan yang menangani produksi iPhone meningkatkan jumlah produksinya demi terpenuhinya permintaan.

Kabarnya, mereka kewalahan memenuhi angka produksi yang begitu banyak. Foxconn salah satunya. Perusahaan Tiongkok itu harus "meminjam" pekerja dari perusahaan lainnya.

Uniknya dalam laporan The Wall Street Journal terungkap bahwa perusahaan manufaktur menggunakan jasa pekerja perusahaan tambang batu bara milik Pemerintah Tiongkok untuk merakit iPhone 7.

Menurut laporan, perekrutan pekerja di perusahaan tambang batu bara itu merupakan hal besar. Bagaimana tidak, para pekerja yang diperbantukan diberi upah beberapa dolar per hari untuk merakit iPhone. 

Laporan itu juga menyebut pemerintah pun turut berpartisipasi dengan mengeluarkan kuota pekerja yang dibutuhkan di tiap desa. Semuanya dilakukan untuk memastikan terpenuhinya permintaan iPhone 7.

"Musim panas lalu, pembuatan iPhone 7 begitu digeber. Bahkan, perusahaan batu bara milik pemerintah meminjamkan pekerjanya ke Foxconn. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah lokal di lokasi pabrik iPhone juga mengumumkan kuota pekerja yang dibutuhkan," demikian tertulis dalam laporan The Wall Street Journal.

Sampai saat ini, banyak pegawai direkrut bekerja di pabrik Foxconn di Zhengzhou yang sering disebut-sebut sebagai kota iPhone. Di sana, Foxconn mempekerjakan 250 ribu pekerja. Foxconn menyebut, di sana sirkulasi pekerjanya cukup tinggi, sebab banyak yang berhenti saat mereka mendapat pekerjaan yang lebih baik atau sekadar ingin kembali ke kampung halaman.

Di Tiongkok memang pembuatan iPhone masih dilakukan manual oleh manusia dengan banyak pekerja. Foxconn menyebut, pihaknya akan membuat proses perakitan iPhone lebih cepat dengan mempekerjakan robot.

Sekadar informasi, pada kuartal keempat 2016, Apple berhasil menjual 78,2 juta iPhone dengan pendapatan US$ 54 miliar atau sekitar Rp 720 triliun. Sebagian besar dari iPhone yang didistribusikan ke seluruh dunia dibuat di Tiongkok.

(Tin/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya