Liputan6.com, California - Didapuk sebagai salah satu penyedia layanan video streaming terlaris di dunia, Netflix boleh saja berbangga.
Kini, jumlah subscriber-nya mencapai 100 juta. Serial eksklusifnya pun tak ada yang tak laris, kebanyakan bahkan mengantongi sejumlah penghargaan bergengsi. Meski bisa dibilang di atas angin, Netflix  nyatanya tengah terpuruk.
Diketahui, perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat itu kembali terjerat utang dengan nominal besar. Tak tanggung-tanggung, jumlah utang perusahaan mencapai US$ 20 juta (setara dengan Rp 266 miliar).
Advertisement
Lantas, mengapa Netflix harus menanggung beban utang besar, walau kini kiprahnya di pasar bisa dibilang sukses?
Menurut laporan yang dimuat di Los Angeles Times, Senin (31/7/2017), Netflix diketahui membutuhkan dana besar untuk biaya produksi serial eksklusif seperti Stranger Things and A Series of Unfortunate Event.
Baca Juga
Utang Rp 226 miliar ini ternyata cuma merupakan utang jangka pendek Netflix. Utang jangka panjangnya sendiri berkisar lebih dari US$ 3 miliar (Rp 39 triliun), yang dihabiskan untuk penggodokan konten serial eksklusif buatannya.
Tak cuma itu, dana dari utang tersebut juga digunakan untuk kebutuhan perusahaan, seperti akuisisi konten, belanja modal, investasi, transaksi strategis. Dana pun digunakan untuk alokasi penambakan serial eksklusif pada tahun ini dengan total US$ 6 miliar.
Penggarapan konten Netflix memang disebut-sebut membutuhkan alokasi paling besar. Pasalnya, serial Stranger Things dari Netflix sendiri diklaim sukses menarik pelanggan baru.
Netflix sendiri mendarat di Indonesia pada 7 Januari 2016 lalu. Pasca-dirilis, kehadiran Netflix cukup menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.
Operator Telkom pun memutuskan memblokir Netflix dengan alasan Netflix tidak memiliki izin dan memuat konten yang tidak diperbolehkan. Selain itu, layanan Netflix juga dinilai tidak berbadan usaha tetap.
(Jek/Cas)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: