Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, sejumlah operator tengah gencar mempromosikan kehadiran teknologi seluler baru yang dikenal sebagai 5G. Penerus 4G ini diklaim hadir dengan kemampuan yang lebih baik dan menyasar penggunaan untuk kebutuhan layanan kelas berat.
Lantas, setelah 5G diimplementasikan bagaimana nasib 4G? Menjawab hal tersebut, Country Director Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong menuturkan 4G tetap akan ada dan 5G hadir untuk melengkapi teknologi tersebut.
"Jadi, 5G merupakan teknologi yang sudah ditingkatkan kemampuan dari sebelumnya, seperti latensi yang lebih rendah dan biaya data yang lebih efisien," ujarnya di sesi wawancara dalam acara diskusi 5G di Jakarta, Selasa (15/8/2017).
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, dalam beberapa layanan berat, 4G memang sudah bisa digunakan. Namun, teknologi tersebut tak dapat melakukannya secara optimal. Masalah itu yang dapat diatasi dengan kehadiran 5G.
Tak hanya kebutuhan layanan kelas berat atau industri, 5G juga disebut dapat memberikan pengalaman lebih baik untuk konsumen biasa. Sekadar informasi, 5G memang kerap diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan industri atau sistem otomasi lain karena menawarkan latensi yang rendah.
"Pada dasarnya, 5G dapat memenuhi juga kebutuhan konsumen biasa karena menawarkan pengalaman sebaik fiber," ujarnya menjelaskan.
Senada dengan Shannedy, Director Government Affairs Qualcomm Nies Purwanti menyebut, 5G dipastikan dapat mendukung kebutuhan konsumen biasa.
Namun hal itu tergantung dari perkembangan teknologi ke depannya. Ia menuturkan, adopsi 5G di sejumlah bidang masih tergantung permintaan pasar dan hal itu yang akan menentukan pengembangan teknologi ini nantinya.
"Tapi memang belum tahu melihat permintaan pasar nantinya, karena biasanya tergantung permintaan pasar. Semakin besar permintaan di satu bidang, tentu adopsi dari bidang tersebut akan lebih cepat dan banyak," tuturnya.
(Dam/Isk)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: