Indonesia Tak Perlu Buru-Buru Adopsi 5G

Pengembangan teknologi 5G sampai saat ini memang masih terus dilakukan dan rencananya akan diluncurkan pada 2020, bagaimana di Indonesia?

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 15 Agu 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2017, 17:00 WIB
Basuki Yusuf Iskandar
Kepala Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Basuki Yusuf Iskandar. Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan teknologi 5G sampai saat ini memang masih terus dilakukan. Namun menurut rencana, teknologi ini akan siap diluncurkan secara komersial pada 2020. Beberapa negara bahkan dilaporkan siap mengadopsinya lebih cepat.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Menurut Kepala Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Basuki Yusuf Iskandar, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan sebelum teknologi ini hadir di Indonesia.

Basuki menuturkan, seluruh sistem yang terlibat dalam penggunaan teknologi ini nantinya harus disiapkan. Selain dari sisi teknologi, bidang terkait seperti regulasi, industri, termasuk sosial harus dipersiapkan secara matang.

"Tak hanya dari satu sisi saja, tapi seluruh sistem terkait harus menyiapkan diri sebelum akhirnya 5G hadir Indonesia," ujarnya saat ditemui usai cara seminar mengenai regulasi dan teknologi 5G di Jakarta, Selasa (15/8/2017).

Karena itu, Basuki mengatakan, diperlukan percepatan teknologi guna menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah tersebut.

Lebih lanjut ia menuturkan, proses ini memerlukan kerja sama seluruh pemangku kepentingan. Teknologi 5G dapat berguna jika seluruh pihak terkait termasuk masyarakat siap dan memiliki rencana yang solid. Selain itu, visi dan misi terkait penggunaan teknologi ini juga harus sama.

"Kita harus mengadopsi teknologi itu dengan bijak. Bukan berarti terlambat, tapi bukan pula sebagai yang pertama mengadopsi ini. Hal itu dilakukan agar kita bisa melihat pengalaman dari negara lain yang sudah lebih dulu mengadopsinya," ujarnya menjelaskan.

Untuk menunjang kesiapan ini, Basuki menyarankan diperlukan gerakan bersama yang digagas oleh sejumlah pihak terkait. Hal itu penting untuk memberi pemahaman yang lebih luas terkait penggunaan teknologi 5G sehingga dapat digunakan secara produktif.

"Teknologi 5G itu bagus kalau memang dipahami pengguna. Kalau hanya setengah-setengah, potensi luar biasa itu bisa terbuang sia-sia. Perlu dilakukan edukasi publik agar pengguna dapat memanfaatkan teknologi ini secara produktif," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) itu. *

(Dam/Ysl)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya