Liputan6.com, Jakarta Toilet publik maupun toilet di gedung-gedung perkantoran biasanya tak memerlukan akses khusus. Namun, bagaimana jika kita harus menggunakan kode barcode pada aplikasi untuk menggunakannya?
Hal ini benar-benar ditemukan oleh salah satu pekerja startup One Bright Light di Silicon Valley, California, bernama Christopher Kennedy.
Dilansir The Next Web, Selasa (14/11/2017), ia menemukan kotak mesin pemindai barcode yang terpasang di samping pintu kamar mandi.
Advertisement
Baca Juga
Mesin ini diketahui milik Good2Go, yakni aplikasi yang menawarkan jasa toilet dengan menggunakan kode barcode untuk memakainya.
Dengan kata lain, pengguna yang belum mengunduh Good2Go, tak bisa menggunakan toilet ini karena hanya bisa dibuka dengan kode barcode.
Kennedy kemudian langsung mengambil foto mesin tersebut dan mengunggahnya ke jejaring sosial Twitter beberapa hari yang lalu. Ia mempertanyakan mengapa akses kamar mandi saja harus menggunakan aplikasi berbayar.
Welcome to app hell. You need an app or a printed QR code to use the bathroom here. pic.twitter.com/hYbHcsOOrN
— One Bright Light but @Jack still won’t ban Nazis. (@onebrightlight) November 5, 2017
Cuitan Kennedy pun langsung mendapat respon dari sejumlah warganet yang turut mempertanyakan model bisnis dari pengembang aplikasi ini.
Bagaimana menurut Anda?Â
(Cas/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Â