BlackBerry Tuduh Facebook, WhatsApp, dan Instagram Langgar Paten

Sebagai tindak lanjut dari tuduhan tersebut, BlackBerry telah mengajukan gugatan hukum terhadap Facebook termasuk layanan WhatsApp dan Instagram.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 07 Mar 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2018, 16:30 WIB
Blackberry
(ilustrasi/bgr.com)

Liputan6.com, Jakarta - BlackBerry melayangkan gugatan hukum terhadap Facebook. Raksasa media sosial itu dituding telah melakukan pelanggaran terhadap sejumlah paten milik Facebook.

Dikutip dari Ars Technica, Rabu (7/3/2018), gugatan ini berfokus pada sejumlah portofolio software paten BlackBerry yang mencakup kemampuan dasar layanan chatting smartphone. Karena itu, perusahaan meminta Facebook melakukan ganti rugi.

"Facebook menciptakan aplikasi chatting dengan unsur inovasi BlackBerry, mulai dari inovasi keamanan, tampilan antarmuka, termasuk fitur lain," tulis BlackBerry dalam gugatannya.

Gugatan pelanggaran paten ini juga mencakup layanan Instagram dan WhatsApp. Ada tujuh paten software yang dipermasalahkan BlackBerry.

Kebanyakan paten yang bermasalah itu terkait sejumlah fitur yang ada di aplikasi chatting, seperti laporan pengiriman termasuk penanda waktu tiap pesan.

Kendati demikian, juru bicara perusahaan asal Kanada itu menyebut tak menutup kemungkinan dua perusahaan menjalin kerja sama. Di sisi lain, Facebook sendiri menanggapi pihaknya siap melawan gugatan tersebut.

"Gugatan itu menggambarkan bisnis olah pesan BlackBerry saat ini. Setelah berhenti berinovasi, BlackBerry kini mengincar pajak dari inovasi pihak lain. Kami akan melawan," tutur Deputy General Counsel Facebook, Paul Grewal.

Gugatan hukum ini juga bukan yang kali pertama dilakukan oleh BlackBerry. Awal tahun lalu, perusahaan juga melayangkan gugatan hukum kepada Nokia Oyj (Nokia), dengan tuduhan telah menggunakan paten tanpa izin.

BlackBerry Minta Royalti dari Nokia

BlackBerry
Sisi depan BlackBerry KeyOne (Sumber: The Verge)

Berdasarkan gugatan yang diajukan di pengadilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat (AS), pada Selasa 13 Februari 2017, produk Nokia yang menggunakan paten BlackBerry adalah Flexi Multiradio, pengontrol jaringan radio dan software Liquid Radio.

Total ada 11 paten milik BlackBerry yang digunakan produk-produk tersebut. 

"BlackBerry berusaha mendapatkan kompensasi dari penggunaan paten teknologi kami secara tidak sah oleh Nokia," tulis BlackBerry dalam gugatannya, seperti dikutip dari Bloomberg.

Sejumlah paten yang dipermasalahkan dalam kasus ini didapatkan BlackBerry dari mantan perusahaan telekomunikasi, Nortel Network. Nokia sebelumnya termasuk salah satu perusahaan yang ingin membeli paten-paten tersebut.

BlackBerry adalah anggota kelompok bernama Rockstar Consortium yang membeli paten Nortel saat pailit pada 2011. Kemudian paten-paten itu dibagi dengan anggota kelompok lain, termasuk Apple dan Microsoft.

Meski mengajukan gugatan hukum terhadap Nokia, BlackBerry memastikan pihaknya tidak bertujuan untuk memblokir penggunaan paten-patennya itu.

Pasalnya, paten-paten tersebut mencakup elemen penting dari standar telekomunikasi mobile yang dikenal dengan nama 3GPP, dan perusahaan telah berjanji melisensikannya dengan persyaratan adil dan wajar.

Sistem Keamanan Smartphone Jadi Wajah Baru BlackBerry

John Chen, Executive Chairman and CEO BlackBerry
John Chen, Executive Chairman and CEO BlackBerry. Liputan6.com/Iskandar

BlackBerry sendiri sempat dikenal sebagai merek smartphone paling populer di dunia. Namun kini, perusahaan teknologi asal Kanada tersebut telah mengalihkan fokus bisnisnya dari hardware ke software.

Executive Chairman dan CEO BlackBerry John Chen, menuturkan fokus utama BlackBerry sekarang adalah memboyong software keamanan smartphone untuk korporat dan pemerintah. Sebab, keamanan memang telah menjadi salah satu prinsip utama perusahaan. 

"Kami sempat memiliki dua jenis kategori bisnis, satunya perangkat dan satunya lagi pesan instan BBM (BlackBerry Messenger). Namun jika melongok beberapa tahun lalu, saya percaya masa depan BlackBerry justru akan mengandalkan bisnis keamanan siber," ujarnya. 

Chen mengatakan, BlackBerry memiliki aset yang banyak dalam sisi keamanan untuk perusahaan korporat. Karenanya, mereka kini juga menciptakan sistem keamanan khusus untuk bisnis dan menjalankannya di Kanada dan Amerika Serikat.

"Namun kami juga ingin meneruskan bisnis konsumen kami karena konsumen juga penting," timpalnya. Dengan demikian, keamanan siber bisa dibilang menjadi misi utama BlackBerry untuk merangkai kembali bisnisnya lebih mantap, terutama di Indonesia.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya