Hati-Hati, Sering Main Ponsel Sebelum Tidur Bisa Picu Diabetes

Doyan main smartphone sebelum tidur? Waspada! Penyakit diabetes bisa mengintai kesehatanmu.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2018, 20:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Kamu punya kebiasaan bermain ponsel sebelum tidur? Sebaiknya, kebiasaan itu dihentikan. Sebab, hal tersebut justru bakal mengganggu kesehatan badan kita.

Medical Director PT Adaora Runako Sejahtera, Haekal Anshari, mengatakan bermain ponsel bakal membuat mata cepat lelah, jiwa lelah, dan mudah mengantuk. Bahkan jika dilakukan sebelum tidur, akan membuat jam tidur kita berkurang.

"Ini bisa mengganggu siklus tidur," kata Haekal pada Selasa (17/4/2018).

Menurutnya, kekurangan tidur akan memicu badan kekurangan kortisol. "Ini yang dapat memicu diabetes," jelasnya.

Selain itu, Haekal juga menyatakan, bermain ponsel juga bisa memicu stress dan membuat badan kita menjadi lemas.

"Makanya kita harus bisa rem untuk kepo. Kalau positif, okelah. Kalau enggak (positif), kurangi," kata dia.

Dikutip dari Business Insider, bermain ponsel sebelum tidur juga dapat membahayakan otak. Sebab, pada waktu malam, otak sudah bersiap untuk istirahat.

Namun, akibat dari aktivitas bermain ponsel itu akan membuat otak menjadi bingung. Efek ini akan membuat kamu menjadi susah tidur dan insomnia.

Untuk menghindari hal-hal buruk di atas, sebaiknya sebelum tidur kamu mematikan ponsel. Atau jauhkan ponsel dari jangkauan tangan kamu dari kasur. Ini untuk mencegah kamu iseng membuka ponsel sebelum tidur


Canggih, Teknologi Kulit Buatan Bisa Cegah Penyakit Diabetes

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit diabetes. Terbaru, sekelompok ilmuwan menemukan cara dengan menciptakan kulit buatan (artificial skin) yang kelak bisa ditransplantasi ke manusia.

Dalam studinya, ilmuwan University of Chicago ini mengembangkan sel induk dari tikus yang baru lahir untuk menciptakan kandungan gluacon-like peptide 1 atau GLP-1.

Kandungan ini adalah hormon yang menstimulasikan pankreas untuk memproduksi insulin, di mana berperan untuk mengontrol gula darah.

Hormon ini nanti akan ada di dalam kulit buatan yang dimodifikasi untuk mencegah penyebaran diabetes di dalam tubuh manusia. Tak cuma itu, hormon juga bertugas untuk mengantisipasi gula darah yang bisa menyebabkan obesitas.


Obesitas

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

"Obesitas adalah salah satu faktor utama yang bisa menyebabkan diabetes. Jadi, dengan menumbuhkan kulit buatan ini setidaknya bisa merawat penderita diabetes serta mencegahnya menjadi lebih parah lagi," tulis pimpinan peneliti Xiaoyang Wu, dalam keterangan resmi yang dikutip via Engadget, Selasa (8/8/2017).

Konsep teknologi kulit buatan memang sudah dicanangkan untuk mencegah penyakit diabetes sejak lama. Namun, sebelum akhirnya bisa diujicoba ke manusia, kulit tersebut hanya baru diuji pada tikus.

Ujicoba pada tikus berhasil, meski sistem imunitas tubuhnya menurun. Karena itu, ilmuwan harus mencari cara agar tidak mengorbankan sistem imunitas penderita diabetes sama sekali.

"Kami memang tidak bisa menyembuhkan diabetes, akan tetapi setidaknya kami bisa menyediakan solusi jangka panjang yang berpotensi dan aman, dengan menggunakan sel induk epidermal untuk membantu penderita obesitas dan diabetes mengontrol tingkat gula darahnya," tutup Wu.

Reporter: Arry Anggadha

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya