Review Destiny 2: Lebih Baik dari Seri Pertama, Tapi Kurang Klimaks

Ada juga gamer yang kembali mencoba memainkan Destiny 2 demi downloadable content (DLC) dan misi co-op baru.

oleh Yuslianson diperbarui 27 Jun 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2018, 18:00 WIB
Destiny 2
Destiny 2. Liputan6.com/ Yuslianson

Liputan6.com, Jakarta - Meluncur pertama kali pada 2014 di platform konsol PlayStation 3, PlayStation 4, Xbox 360, dan Xbox One, Destiny sukses membuat para gamer terbuai dengan dunia tanpa batas.

Meski banyak yang ragu apakah Destiny bisa sukses di pasaran, ternyata gim yang memadukan genre gim multiplayer online World of Warcraft dengan first-person shooter (FPS) Halo ini sukses menarik perhatian.

Walau awalnya banyak gamer  Destiny yang 'kabur' dari Destiny karena gameplay gim yang repetitif, nyatanya mereka sesekali kembali untuk mencoba downloadable content (DLC) dan misi co-op baru di dalam gim tersebut.

Destiny 2. (Doc: Bungie)

Bisa dikatakan, pecinta berat gim Destiny sudah pasti selalu login ke dalam gim setiap hari dan melakukan beberapa kegiatan rutin, seperti grinding (mainkan misi berkali-kali), dan mencari loot box langka di dalam gim.

Lalu bagaimana dengan Destiny 2? Bagi gamer yang terhibur dengan seri pertama Destiny dijamin akan terpuaskan dengan seri terbaru gim buatan Activision dan Bungie ini.

Dari berbagai hal, sekuel ini setidaknya harus meyakinkan pemain seri pertama Destiny kenapa mereka harus meninggalkan gear yang sudah mereka dapat dan kumpulkan terdahulu 'dibuang' dan memulai gim dari awal lagi.

Sementara kedua perusahaan harus memutar  otak agar gamer yang belum pernah main gim Destiny ini tertarik untuk main gim Destiny 2.

Apakah hal tersebut berhasil diwujudkan? Simak review Destiny 2 yang Tekno Liputan6.com sajikan untuk kamu.

 

Cerita Destiny 2

Destiny 2. Liputan6.com/ Yuslianson

Salah satu peningkatan di dalam Destiny 2 adalah ceritanya.

Jika seri pertama mengusung latar belakang dan pengetahuan tentang semesta gim Destiny bagi gamer yang baru main, Destiny 2 justru menghadirkan cerita yang lebih sederhana.

Namun tenang, bagi kamu yang belum main gim sebelumnya, cerita Destiny 2 masih tetap bisa dinikmati.

Bisa dibilan, gim baru ini merupakan bab pertama dari sebuah cerita saga tanpa batas.

Dunia gim Destiny 2 berfokus pada sebuah bola berukuran planet bernama The Traveller yang menawarkan beragam ras makhluk dan Guardians kemampuan untuk hidup abadi berkat kekuatan yang dinamakan "Light".

Cerita Destiny 2 dibuka dengan kejadian malapetaka yang menimpa para pelindung galaksi (Guardians) dan benteng mereka.

Sosok tangguh dan musuh baru, Dominous Ghaul, menyerang pusat dunia gim seri pertama dan memusnahkan seluruh penghuninya.

Sebagai satu-satunya yang berhasil selamat dari pemusnahan besar-besaran tersebut, kamu selaku Guardian harus berjuang keras untuk meraih kembali kekuatan yang hilang, dan menemukan beragam kekuatan yang baru tentunya.

Gameplay

Destiny 2. Liputan6.com/ Yuslianson

Seperti seri yang pertama, di Destiny 2 ini kamu akan diperkenalkan dengan kelas atau tipe karakter yang sama, seperti Hunter, Warlock, dan Titan.

Adapun Hunter merupakan kelas karakter yang memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat.

Warlock akan lebih menitik beratkan kemampuannya dengan sihir, dan Titan memiliki kemampuan yang lebih kuat dari dua kelas lainnya.

Masing kelas memiliki tiga subkelas berbeda yang bisa dipilih berdasarkan elemen di dalam gim, yakni arc, solar, dan void.

Layaknya seperti gim JRPG (Japanese Role Playing Game), kamu bisa mengkostumisasi statistik dan skill karakter sesuai dengan keinginan gaya bermain kamu.

Misi atau quest di dalam gim pun dibuat sedemikian rupa agar terasa tidak membosankan, menarik, dan kreatif meski dilakukan beberapa kali pun.

Tak hanya itu, beragam karakter NPC (non-playable character) di gim ternyata membuat quest terasa lebih real.

Karena gim ini membutuhkan koneksi internet untuk dapat dimainkan, kamu dapat beralih ke modus online multiplayer setelah modus cerita utama sudah selesai.

Dengan modus ini, kamu bisa ikut ke dalam berbagai macam misi berbasis tim ataupun ikut pertempuran PvP (player versus player).

Di modus multiplayer, kamu akan berkesempatan untuk bekerja sama dengan gamer lain yang sedang online untuk menyelesaikan alur cerita di modus single player melalui fitur Public Events.

Kesimpulan

Destiny 2. Liputan6.com/ Yuslianson

Berdasarkan pengalaman bermain gim Destiny 2 beberapa pekan, kami dapat simpulkan, Bungie Studios, berhasil mengemas seri terbaru gim ini dengan baik.

Entah itu dari sisi gameplay bertempo cepat, latar belakang cerita, dan konsep open world, yang dijamin bakal membuat fans seri dan gamer baru sekalipun akan sulit 'kabur' dari gim ini.

Bagaimana tidak, gamer akan dibuat 'kecanduan' dengan beragam gear yang dapat di-loot, eksplorasi dunia, dan skill baru di masing-masing karakter pilihan kamu.

Tak hanya itu, Bungie, menjanjikan PvE Raid, PvP Trials of Osiris, dan Iron Banner yang sudah dirilis. Gamer Destiny 2 dipastikan bakal tetap memainkan gim ini dengan waktu yang cukup lama.

Meski begitu, bukan berarti gim ini hadir tanpa cacat dan membuatnya terasa kurang klimaks. Bagi kebanyakan gamer, fitur microtransaction yang hadir di dalam gim ini cukup menyebalkan.

Bagaimana tidak, untuk mendapatkan gear yang lebih baik atau lebih kuat, gamer harus rela merogoh uang yang cukup besar nominalnya. Meski ada begitu bukan berarti tanpa solusi.

Gamer masih bisa mendapatkan gear yang sama tangguhnya dengan yang di dapat dari loot box berbayar. Caranya? Kamu harus bersabar meng-grinding level untuk mendapatkan gear yang diinginkan.

Yang pasti, entah kamu hanya ingin memainkan cerita utama atau menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di dalam gim, Destiny 2 merupakan seri yang menghibur dan layak kamu beli.

(Ysl/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya