Musim Haji, Arab Saudi Angkut 4.000 Ton Sampah dengan Teknologi Pintar Ini

Sampah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Makkah meliputi area Makkah Haram, area Mina, Muzdalifa dan Arafat.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jul 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2018, 09:30 WIB
Umrah Sambut Ramadan
Umat muslim melakukan tawaf keliling Kabah selama menjalani ibadah umrah di Masjidil Haram, Mekkah, 4 Mei 2018. Banyak umat muslim yang menyambut bulan Ramadan dengan menjalankan ibadah umrah ke tanah suci. (AP Photo/Amr Nabil)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Makkah mengelola sekitar 4.000 ton sampah per hari yang dikumpulkan selama musim haji dengan "Smart Waste System". Teknologi Sistem Pengelolaan Sampah Cerdas ini menggunakan teknologi digital dan aplikasi gadget.

"Setiap hari kami mengelola sekitar 4.000 ton sampah selama musim haji. Artinya ada sekitar 40.000 ton sampah dalam sepuluh hari selama memasuki musim haji hingga selesai," kata Wakil Menteri untuk Urusan Perkotaan, Ibrahim Altohaimi, seperti dilansir Merdeka.com, Jumat (27/7/2018).

Sampah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Makkah meliputi area Makkah Haram, area Mina, Muzdalifa dan Arafat.

Di area Mina seluas 7,85 kilometer persegi, ada sekitar 4 juta calon haji yang menginap selama empat hari, dan jumlah sampah yang dikumpulkan sekitar 14.032 ton.

Sementara itu di Muzdalifa seluas 11,98 kilometer persegi, 4 juta anggota jemaah akan menginap selama satu malam dan jumlah sampah sekitar 2.322 ton.

Di area Arafat seluas 12,24 kilometer persegi, diperkirakan 17.144 ton sampah dibuang oleh para jemaah yang menginap selama satu malam di tempat ini.

Engineering Landfill

Arab Saudi Siap Jadi Destinasi Wisata Terbaik di Dunia
Jemaah mengelilingi Kabah saat umrah di Kota Mekkah, Arab Saudi, 25 Februari 2018. Pangeran Sultan bin Salman menambahkan, konstribusi pariwisata terhadap pendapatan nasional sebesar 3,6 persen hingga 4,9 persen dari sektor non migas. (AP Photo/Amr Nabil)

Dia menjelaskan, sampah yang dikumpulkan dibawa ke engineering landfill, yakni sebuah lahan seluas 1,5 kilometer persegi di luar Kota Makkah yang telah disiapkan dengan teknologi tinggi untuk menguburkan sampah.

Lahan tersebut digali dengan kedalaman tertentu, kemudian di dasar lubang diletakkan lembaran geomembran. Sampah yang dikuburkan di fasilitas itu ditimbun dari satu sisi yang mengarah ke sisi lainnya.

Ibrahim mengatakan, di lahan tersebut sampah akan terurai dalam waktu 20-50 tahun.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sistem pengelolaan sampah cerdas yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Makkah dengan teknologi digital.

Memungkinkan para petugas memonitor kondisi kebersihan kota suci umat Islam tersebut secara akurat selama 24 jam sepanjang hari, seperti jumlah tempat sampah yang ada di seluruh area Makkah, volume sampah di dalam setiap tempat sampah, dan jadwal pembersihan.

Hal ini dimungkinkan karena setiap tempat sampah dilengkapi sensor yang akan mengirimkan data ke kantor pusat, juga ke aplikasi gawai.

Bahkan, jika masyarakat menemukan ada tumpukan sampah yang belum ditangani di suatu tempat, mereka dapat mengambil gambar dan mengirimkannya ke pusat pengelolaan sampah.

Para petugas di kantor itu dengan segera mengetahui lokasinya, dan mengirimkan petugas kebersihan untuk menangani sampah tersebut.

"Dalam waktu cepat, sampah-sampah itu dibuang dan lokasi tersebut menjadi bersih," kata Ibrahim.

Dia menambahkan, Pemerintah Kota Makkah juga memiliki program pendidikan bagi masyarakat, termasuk untuk anak-anak sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar, dalam hal menjaga kebersihan dan memelihara keindangan Kota Makkah.

Reporter: Merdeka

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya