3 Pilar Penopang Perkembangan Smart City di Indonesia

Pendiri sekaligus CEO Matakota Erick Karya menilai, perkembangan smart city di Indonesia secara ideal harus ditopang oleh tiga pilar.

oleh Iskandar diperbarui 16 Agu 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2018, 17:30 WIB
Smart City
Smart City. Dok: Medium.com

Liputan6.com, Jakarta - Sejak 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyusun masterplan 35 wilayah pengembangan strategis (WPS) di Indonesia, termasuk di dalamnya smart city berkelanjutan.

Upaya ini salah satunya untuk mendukung komitmen pemerintah dalam memenuhi Sustainable Development Goals (SDG’s) dan New Urban Agenda (NUA) yang disepakati pada Konferensi Habitat III di Quito, Ekuador sebagai agenda dalam mendukung kawasan perkotaan layak huni.

Pendiri sekaligus CEO Matakota Erick Karya menilai, perkembangan smart city di Indonesia secara ideal harus ditopang oleh tiga pilar utama, yakni regulasi pemerintah, infrastruktur teknologi, dan kolaborasi dari masyarakat.

Matakota sendiri merupakan startup yang memberikan masyarakat kesempatan untuk melakukan peran aktif melalui berbagai fitur untuk berbagi informasi hingga memberikan akses langsung CCTV di berbagai sudut kota. Dengan demikian, masyarakat bisa ikut berkolaborasi bersama mendukung perkembangan smart city di Indonesia.

Tujuan pengembangan aplikasi Matakota adalah untuk membantu masyarakat maupun pemerintah, bersama-sama membangun smart city, karena memiliki kehidupan yang nyaman di suatu kota adalah dambaan setiap orang.

“Kami ingin menjamin masyarakat dan pemerintah bahwa Matakota adalah wadah tepat untuk menjadi platform yang membantu perkembangan smart city,” ujar Erick dalam keterangannya, Kamis (16/8/2018).

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saling Berbagi Informasi

Pendiri sekaligus CEO Matakota Erick Karya
Erick Karya, pendiri sekaligus CEO Matakota. Dok: Matakota

Sebagai informasi, aplikasi smart city berupa Software as a Services (SaaS) ini memungkinkan pengguna saling berbagi informasi melalui perangkat smartphone tentang beragam kejadian, mulai dari anak hilang, kerusakan jalan, kemacetan lalu lintas, kebakaran, bencana alam sampai tindak kejahatan.

“Sebetulnya Matakota adalah media sosial untuk bisa berbagi kondisi dan keadaan di sekitarnya secara real-time, yang bertujuan membangun kota bersama-sama sehingga memiliki social impact yang luas,” ucap Erick menambahkan.

Salah satu dampak yang dihasilkan dari adanya aplikasi Matakota yaitu terbantunya salah satu driver ojek online atas musibah yang terjadi dari laporan salah satu user Matakota.

User Matakota melakukan realtime-crowdfunding untuk membantu pengemudi ojek online tersebut dengan melakukan kampanye #HPforAVIV sehingga bisa terkumpul dana yang kemudian disalurkan kepada yang bersangkutan.

Dampak Positif Bagi Warga Lokal dan Wisatawan

Smart City - Kredit: Freepik
Smart City - Kredit: Freepik

Dampak lain misalnya bisa dirasakan oleh wisatawan maupun warga lokal di Surabaya. Berkat adanya fitur easy tracking di Matakota, kini para penggunanya bisa memantau lokasi Bus Suroboyo yang terkenal sebagai salah satu moda transportasi di Surabaya untuk melakukan city tour.

Sebagai informasi, Matakota kini sudah terhubung dengan lebih dari 8.000 pengguna aktif, berasal dari berbagai daerah.

Matakota menargetkan penggunanya akan melampaui angka 500.000 pada akhir tahun 2018. Erick berharap semakin banyak warga yang berpartisipasi agar pengawasan terhadap kota kian terkontrol.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya