Pasca-Gempa Lombok, 2 Persen BTS Belum Pulih

Selanjutnya terkait BTS, saat ini Kemkominfo masih melakukan penghitungan BTS yang mati baik karena tidak teraliri listrik maupun rusak secara infrastruktur.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 20 Agu 2018, 18:30 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 18:30 WIB
XL
Seorang petugas di menara BTS berupaya memperkuat jaringan XL di sepanjang tol baru untuk keperluan mudik 2017 (Sumber: XL Axiata)

Liputan6.com, Jakarta - Lombok kembali diguncang gempa berskala 6,9 SR pada Minggu, 19 Agustus 2018.

Jaringan telekomunikasi pun kembali bermasalah. Kendati begitu, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, pihaknya sudah menambah telepon satelit untuk mempermudah telekomunikasi.

Pasalnya, menurut Rudiantara, gara-gara aliran listrik dipadamkan, pasokan listrik ke BTS  (base transceiver station) juga terputus. Akibatnya telekomunikasi pun terganggu.

"Kami tambah telepon satelit karena di sana lampu mati, tidak ada aliran listrik ke BTS. Ada 50 telepon satelit yang di-deploy kerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," kata Rudiantara ditemui di Kawasan Kota Tua saat uji coba jaringan 5G XL, Senin (20/8/2018).

Masih terkait gempa susulan di Lombok, Rudiantara menyebut, untuk media center Kemkominfo mengerahkan 17 satelit internet tambahan, sehingga tidak bergantung pada pada jaringan internet.

"Kominfo fokus utamanya telepon satelit untuk media center," tuturnya.

Selanjutnya terkait BTS, saat ini Kemkominfo masih melakukan penghitungan BTS yang mati baik karena tidak teraliri listrik maupun rusak secara infrastruktur.

"Awalnya di atas 10 persen dari 1.700 BTS (yang terganggu), sekarang tinggal dua persen lagi. Karena semalam gempa lagi, pasti naik lagi (jumlah BTS yang terganggu) tapi saya belum menerima laporan lengkap," katanya.

Kendati begitu, menurut Rudiantara, jika aliran listrik PLN sudah beroperasi normal, BTS pun akan kembali beroperasi.

"Kecuali kalau BTS tower-nya bermasalah. Teman-teman di sana sedang menyiapkan," kata Rudiantara.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

900 BTS XL Down

Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D. Yosetya
Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D. Yosetya. Liputan6.com/ Andina Librianty

Sementara itu, Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya mengatakan, sekitar 900 BTS sempat down pasca diguncang gempa Minggu malam.

"Per pukul 13.00 tadi, tinggal 200 BTS network yang down, tapi bisa dimitigasi dengan cepat. Sebenarnya problem utamanya listrik, ada juga yang akses daerahnya susah," tutur Yessie.

Diuji Coba, Kecepatan 5G XL Tembus 20 Gbps

XL
Uji coba jaringan 5G XL Axiata di Kawasan Kota Tua Jakarta, dihadiri oleh Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini (kedua kanan) dan Menkominfo Rudiantara. (Liputan6.com/Agustin Setyo W).

Operator seluler XL Axiata (XL) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan uji coba teknologi internet generasi kelima (5G) dan Wireless Gigabit (WiGig) di Kawasan Kota Tua Jakarta, Senin (20/3/2018).

Dengan teknologi ini, kecepatan internet 5G XL diklaim bisa mencapai kecepatan 20Gbps. Namun saat didemokan, kecepatan akses internet 5G XL cuma mencapai 11,33Gbps.

Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, dengan uji coba ini, XL bersiap mengadopsi teknologi jaringan terbaru dan tercanggih saat ini, yakni 5G.

"Uji coba ini menjadi sarana bagi XL untuk mempelajari lebih jauh terkait penerapannya di lapangan dan hal-hal lainnya yang bersifat teknis," kata Dian.

"Selain itu, ujicoba ini akan bisa menunjukkan kepada masyarakat luas mengenai seperti apa teknologi 5G dan kegunaannya bisa untuk apa saja," lanjutnya.

Adapun jaringan 5G yang diuji coba dimaksudkan untuk mendukung penerapan smart city atau kota cerdas yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI Jakarta guna memberi solusi terhadap permasalahan pengelolaan perkotaan.

Menurut Dian, teknologi 5G akan dapat menjadi jawaban atas kebutuhan terhadap ketersediaan infrastruktur layanan data yang berkualitas hingga ke pelosok-pelosok daerah, yang selama ini masih cukup membebani operator untuk bisa cepat membangunnya.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya