XL Fokus Garap Jaringan 4,5G Tahun Ini

Operator yang identik dengan warna biru tersebut mengaku tengah fokus menggarap jaringan 4,5G pada tahun ini.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Feb 2018, 16:32 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2018, 16:32 WIB
XL
Director of Comercial XL Axiata Allan Bonke (kiri), Praktisi Teknologi Eko Indrajit, Komisioner BRTI Agung Harsoyo, dan CTO XL Axiata Yessie D Yosetya di Jakarta, Selasa (13/2/2018). Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Operator seluler XL Axiata bakal makin fokus menggarap jaringan 4,5G pada tahun 2018. Disampaikan oleh Chief Technology Officer (CTO) XL Axiata Yessie D Yosetya, saat ini kestabilan akses layanan internet dan data yang berkualitas baik, cepat, dan stabil menjadi idaman bagi pengguna layanan data.

"Berdasarkan data, total populasi Indonesia saat ini 265 juta, di mana 133 juta atau hampir 50 persen di antaranya adalah pengguna internet dan 106 juta merupakan pengguna aktif media sosial," kata Yessie dalam konferensi pers XL Axiata di Jakarta, Selasa (13/2/2018).

"Oleh karena itu, ini menjadi tantangan bagi operator untuk membangun jaringan yang bisa memfasilitasi pengguna dengan koneksi yang stabil dan lebih cepat," tambahnya menerangkan.

Untuk itulah, pada 2018 XL bakal memastikan agar kapasitas yang dibangun cukup memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus mencari konten-konten baru, serta membutuhkan data yang lebih cepat lagi.

"Jaringan perlu disiapkan untuk memenuhi demand, salah satunya menggunakan teknologi yang lebih bagus, misalnya 4,5G," tukas Yessie.

Dia mengatakan, ke depannya jaringan 4,5G kian ditingkatkan XL baik dengan teknologi 4T4R 4x4 MIMO, 256QAM, dan carrier aggregation, penambahan BTS dan virtualisasi network, serta peningkatan multilayer mobile backhaul.

 

Bakal Hadir di Kota Besar

XL Axiata
Direktur Independen XL Axiata Yessie D Yosetya. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Kendati demikian, kata Yessie, jaringan 4,5G bakal dihadirkan terlebih dahulu untuk kota-kota besar yang berkebutuhan data tinggi. Misalnya saja, Jabodetabek, Bandung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Bali.

"XL akan membangun 10-12 ribu BTS tahun ini, dari jumlah itu 25 persennya merupakan BTS berteknologi MIMO. Kalau dilihat dari animo pasar dan data, kita harus ada di kota-kota besar," ujar Yessie.

Dia juga menyebut, masyarakat yang ingin menjajal kecepatan dan kestabilan layanan 4,5G bisa mencoba ke 20 XL Center yang sudah dilengkapi dengan teknologi 4,5G.

Sekadar diketahui, dari pembangunan tahun lalu, jaringan 4G LTE XL Axiata telah menjangkau 360 kota/kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia, ditopang oleh lebih dari 17.000 BTS 4G dan hampir 46.000 BTS 3G.

Spektrum 2.1GHz Akan Perkuat XL

Salah satu site BTS untuk jaringan telekomunikasi USO di Desa Purui, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Salah satu site BTS untuk jaringan telekomunikasi USO di Desa Purui, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Foto: XL Axiata)

Usai tender frekuensi 2.100MHz/2.1GHz dilaksanakan beberapa waktu lalu, para operator seluler langsung tancap gas untuk melakukan penataan ulang (refarming) di frekuensi tersebut.

Refarming ini dilakukan agar pemerintah dapat membuka frekuensi 2.1GHz untuk teknologi netral. Saat ini 2.1GHz digunakan untuk jaringan 3G. Jika dibuka, pemain telekomunikasi dapat menggunakannya untuk layanan 4G.

VP LTE XL, Rahmadi Multipoharyono mengatakan proses refarming masih berjalan. Namun, ia optimistis penataan ulang dapat selesai tepat waktu sesuai dengan target yang ditentukan Kemkominfo.

"Refarming ini lebih gampang ketimbang di 1.800GHz karena sebetulnya kami cuma pindah satu blok saja dari blok 11 ke blok 7," tutur Rahmadi ditemui di Jakarta, Senin (22/1/2018).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan apabila refarming telah selesai, pihaknya akan menggunakan 10MHz untuk 4G LTE dan sisanya 5MHz untuk 3G. Saat ini XL memiliki 15MHz pita di 2.1GHz.

"Begitu selesai, kami harap bisa langsung pakai buat LTE karena manufaktur ponsel udah launching perangkat yang bisa dual frekuensi sekaligus (carrier aggregation)," ungkapnya.

"Kita alokasi untuk 4G karena sekarang di perkantoran sudah pakai 4G semua, jadi (kapasitas) 3G kosong. Nah itu, kita alokasikan saja buat layanan suara. Lagipula 3G bisa diperkuat dengan frekuensi kami yang lain di 900MH," papar Rahmadi.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya