Tips Jitu Membangun Tim Startup yang Solid

Berikut ada beberapa tips membangun tim startup yang solid yang bisa kamu implementasikan di startup milikmu.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Sep 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2018, 06:30 WIB
Generasi milenial
Ilustrasi meeting startup generasi milenial (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Merekrut orang untuk bekerja di sebuah perusahaan rintisan (startup) bisa jadi lebih rumit ketimbang sebuah perusahaan konvensional yang merekrut tenaga kerja.

Mengapa? karena ketika founder dan co-founder startup merekrut Sumber Daya Manusia (SDM), mereka tak cuma mencari kepandaian, tetapi juga mencari apakah kandidat ini bisa bersama-sama membangun budaya kerja yang diinginkan.

Bersama pasukan kecil ini, nantinya para founder membentuk ambience yang kondusif untuk membesarkan startup mereka.

Dalam perjalanannya, proses perekrutan SDM dalam startup menandakan bahwa bisnis itu berkembang sehingga membutuhkan lebih banyak SDM.

Nah, berikut ada beberapa tips membangun tim startup yang solid yang bisa kamu implementasikan di startup milikmu. Apa saja? Kamu bisa mulai dari menyusun pertanyaan kepada pelamar yang ingin bekerja di startup-mu.

Beberapa pertanyaan berikut biasa diutarakan oleh pewawancara kepada pelamar untuk menggali apa motivasi mereka bergabung di startup.

1. Dari mana tahu lowongan ini? Mengingat lingkup startup yang ada kini masih minim publikasi

2. Kenapa tertarik bekerja di startup?

3. Seperti apa gaya kerja kamu?

4. Selain posisi yang dilamar, ada posisi lain yang diinginkan?

5. Apa kekuatan dan kelemahan kamu?

Tips Berikutnya

[Bintang] Begini Tips Hadapi Judges The NextDev Idea Pitch ala Dennis Adhiswara
Tahap penilaian ide startup The NectDev 2018 dimulai dan para peserta pun mulai tegang, tapi begini saran dari Dennis Adhiswara. (Ilustrasi: AEGEE-Europe)

Orang awam yang tidak terlalu familiar dengan dunia startup mungkin tidak siap dengan kultur kerja yang sangat dinamis.

Dikatakan sangat dinamis, karena startup memiliki strategi bisnis setiap tiga bulan sekali itu bukan barang aneh di dunia startup. Untuk itulah dibutuhkan orang yang tahan banting untuk menjawab tantangan itu.

Di sisi lain, struktur organisasi yang ramping-lah yang dibutuhkan oleh startup. Agak sedikit rumit bukan ketika kamu butuh tenaga tambahan, tetapi tidak ingin organisasimu dipenuhi banyak orang.

Karena itulah satu orang dengan banyak fungsi lebih disukai dari pada orang dengan keahlian khusus.

Sebagai contoh, seorang desainer grafis yang memahami UI/UX, akan memiliki poin lebih tinggi dari pada sesama desainer yang tidak memiliki kebisaan lain.   

 

Hindari Tipikal Karakteristik Berikut

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Dari sekian banyak kandidat yang mengincar posisi di startup kamu, ada baiknya untuk menghindari tipikal orang seperti berikut ini.

1. Terbiasa memimpin tim yang besar sehingga bisa leluasa mendelegasikan pekerjaannya ke bawahan. Padahal, justru di lingkup startup inilah bahkan level manajer pun harus turun langsung mengerjakan yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Menjadikan uang sebagai motivasi utama, karena itu pertanda bahwa ia adalah seorang yang pamrih dan mengerjakan segala sesuatunya berdasarkan keuntungan yang akan diraih. Bayangkan bila orang tipe ini diberi pekerjaan di luar job description-nya, apakah mampu perusahaan harus membayar fee ekstra?

3. Mirip dengan kamu dari segi kemampuan, pola berpikir, hingga cara menyikapi sesuatu. Tujuan dari sebuah tim kerja adalah menghimpun beberapa orang dengan kemampuan dan latar berlakang berbeda untuk memperkaya wawasan untuk mencapai tujuan bersama.

Reporter: Brilio

Sumber: Brilio.net

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya