Facebook Pakai Nomor Telepon Pengguna untuk Iklan Tertarget

Facebook dilaporkan membuat sebuah profil iklan untuk setiap orang, yang merupakan para penggunannya untuk kepentingan iklan.

oleh Andina Librianty diperbarui 01 Okt 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2018, 19:00 WIB
Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook dilaporkan membuat sebuah profil iklan untuk setiap orang, yang merupakan para penggunannya untuk kepentingan iklan.

Data yang ada di dalamnya termasuk nomor telepon autentikasi dua faktor dan informasi yang dikumpulkan dari profil orang lain.

Dilansir Softpedia, Selasa (2/10/2018), informasi ini pertama kali dilaporkan oleh jurnalis Gizmodo, Kashmir Hill. Nomor telepon tersebut digunakan oleh perusahaan sebagai tambahan penargetan ekstra untuk pengiklan yang menggunakan layanannya.

Autentikasi dua faktor adalah fitur keamanan yang membantu melindungi akun Facebook selain kata sandi. Ada beberapa metode autentikasi dua faktor, dan salah satunya pengguna akan mendapatkan kode SMS yang dikirim ke ponsel untuk login.

Menurut laporan Hill, cara kerja Faceboook ini ditemukan oleh sebuah tim peneliti setelah nomor telepon mereka digunakan menguji akun yang ditargetkan oleh pengiklan beberapa pekan lalu.

Juru bicara Facebook sudah memberikan tanggapannya terkait temuan ini. Kepada Hill, ia mengatakan Facebook menggunakan informasi yang diberikan oleh orang-orang untuk memberikan pengalaman yang lebih baik dan personal, termasuk iklan.

"Kami memperjelas tentang bagaimana kami (Facebook) menggunakan informasi yang dikumpulkan, termasuk informasi kontak yang diunggah orang-orang atau ditambahkan ke akun mereka sendiri. Kalian bisa mengatur dan menghapus informasi kontak yang telah diunggah kapan pun," jelas juru bicara itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pembelaan Facebook

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Juru bicara itu juga menyarankan, para pengguna yang terganggu dengan praktik Facebook tersebut agar menggunakan alamat email untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor pada akun mereka.

Facebook memutuskan mengizinkan pengguna memakai email untuk autentikasi dua faktor sekira empat bulan lalu.

Salah satu anggota peneliti, Alan Mislove, mengatakan banyak ilmuwan komputer terkejut saat mengetahui tidak hanya Facebook, tapi Google, Pinterest dan Twitter, juga menawarkan layanan serupa.

"Kami pikir ada kebutuhan yang signifikan untuk mengedukasi para pengguna tentang bagaimana persisnya cara kerja iklan bertarget di platform-platform tersebut," ungkap Mislove.


Facebook Blokir Isu Kebocoran Data Pengguna

Facebook
Ilustrasi Facebook (AP Photo/Noah Berger, File)

Facebook selama beberapa tahun belakangan kerap didera persoalan terkait data pribadi pengguna. Sebelumnya, beredar laporan telah terjadi kebocoran data yang melibatkan 50 juta akun.

Menyusul berita tersebut, sejumlah pengguna Facebook mengeluh tidak bisa mengunggah informasi soal isu kebocoran data tersebut. Masalah ini tampaknya hanya memengaruhi informasi atau berita dari sumber tertentu.

Dua di antaranya adalah informasi dari akun media terkemuka The Guardian dan Associated Press. Ketika pengguna akan berbagi informasi di news feed mereka, unggahan itu dianggap sebagai spam.

Dalam pesan yang diterima pengguna, Facebook menandai unggahan itu sebagai spam dengan alasan banyak orang mengunggah konten serupa.

Namun masalah ini tak berlangsung lama, karena pihak Facebook sudah mengatasinya. Kendati demikian, sejauh ini belum ada informasi tentang penyebab masalah tersebut terjadi.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya