Kemajuan Ekonomi Digital Bisa Tekan Gini Ratio

Pemanfaatan kemajuan ekonomi digital di dunia saat ini, dianggap bisa memengaruhi menurunnya angka gini ratio.

oleh Andina Librianty diperbarui 03 Okt 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 09:00 WIB
Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menganggap pemanfaatan kemajuan ekonomi digital di dunia saat ini, bisa memengaruhi menurunnya angka gini ratio (kesenjangan ekonomi dan sosial di masyarakat).

Hal tersebut disampaikannya dalam acara International Telecommunication Union (ITU) di Jakarta, Senin (1/10/2018).

Ia menilai, salah satu pemanfaatan perkembangan teknologi digital untuk menguatkan dan menekan gini ratio adalah dengan mendorong pertumbuhan pelaku usaha startup di Tanah Air.

Pemerintah Indonesia, melalui Kemkominfo, menargetkan kontribusi ekonomi digital bisa menyumbang US$ 130 miliar pada tahun 2020. Startup pun dianggap akan memberikan kontribusi besar.

Indonesia saat ini telah memiliki beberapa startup unicorn, dengan nilai valuasi di atas US$ 1 miliar atau sekira Rp 15 triliun. Jumlah unicorn pun diharapkan bisa terus bertambah.

"Indonesia memiliki empat startup bergelar unicorn yaitu Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. Kemudian kita juga memiliki ribuan startup lainnya. Indonesia menempati peringkat empat, negara yang memiliki banyak startup," ucap Rudiantara seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (3/10/2018).

Strategi Menekan Angka Gini Ratio

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Rudiantara penjelaskan, untuk menuju kemajuan era teknologi ekonomi digital agar dapat memperkecil gini ratio, dibutuhkkan strategi yang jitu.

Workforce digitalization, economic sharing dan financial inclusion adalah rangkaian strategi yang diterapkan Kemkominfo guna merealisasikan cita-cita pemerintah mengurangi gini ratio di masyarakat.

"Melalui workforce digitalization, kita harus berpikir bagaimana menciptakan lebih banyak lapangan kerja dengan memanfaatkan teknologi digital. Kemudian economic sharing, seperti yang telah dilakukan startup unicorn kita dan selanjutnya financial inclusion," kata Rudiantara.

Ia menuturkan, pemerintah saat ini juga membuat aturan kebijakan (affirmative policy) kepada masyarakat yang ingin berwirausaha memanfaatkan teknologi digital. Diharapkan kebijakan itu dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air.

Beberapa program yang termasuk dalam afirmative policy, antara lain internet backbone broadband Palapa Ring, kemudahan dalam regulasi dan menjadi fasilitator serta akselerator untuk startup.

Pembangunan infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring ditargetkan nantinya mampu menjangkau 440 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya