Alasan Extramarks Ingin Majukan Sistem Pendidikan di Indonesia

Extramarks mengklaim memiliki software learning yang dikembangkan oleh tenaga lokal.

oleh Jeko I. R. diperbarui 04 Des 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 07:30 WIB
Extramarks
Jajaran pendiri Extramarks di gelaran Isodel 2018 yang diadakan di Bali. Liputan6.com/Jeko I.R.

Liputan6.com, Kuta - Penyedia solusi belajar digital Extramarks Indonesia (Extramarks) semakin mengukuhkan eksistensinya di ranah startup edutech (education technology) lokal. Sebagai bukti, perusahaan ini mengklaim sudah mengantongi 150 tenaga dari dalam negeri.

Diungkap pendiri dan CEO Extramarks Atul Kulshresta, Extramarks sendiri punya software learning yang dikembangkan oleh tenaga lokal.

Secara global saja, perusahaan ini sudah memiliki 3.000 tenaga kerja, di mana 150 orangnya ada di Indonesia.

Atul juga mengklaim pertumbuhan Extramarks sangat cepat. Bahkan, ia mengakui kalau di Indonesia, belum ada yang pernah mengimplementasikan sistem pendidikan berbasis digital seperti yang Extramarks kembangkan.

"Kami harus mengkonversi semua kurikulum ke sistem pendidikan Indonesia secara digital. Kami ada tim khusus yang mengkonversikannya menjadi lebih mudah untuk dipelajari semua orang," ujar Atul kepada Tekno Liputan6.com dalam sesi wawancara yang diadakan di gelaran Isodel 2018, Kuta, Bali, Senin (3/12/2018).

Extramarks sendiri beroperasi di sejumlah negara, mulai dari Afrika Selatan, Timur Tengah, India, hingga Indonesia. Lantas, apa alasan Extramarks memilih Indonesia sebagai lokasi ideal untuk mengembangkan startup berbasis solusi edutech demi memajukan sistem pendidikan?

"Karena Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia, pasti kekuatan ekonominya juga terbesar ke-4 di dunia. Seperti yang diketahui, AS dan Tiongkok, mereka juga populasinya besar dan kondisi ekonominya bagus, kenapa tidak di Indonesia dan India?," terang Atul.

"Karena kita masih butuh sistem pendidikan yang baik dan butuh mengedukasi generasi muda. Maka itu, kami berekspansi global dan melihat banyak persamaan di beberapa negara Asia, seperti Indonesia dan India. Di Indonesia pun, banyak orang sudah tech savvy—melek dengan teknologi, sama dengan India. Nah, inilah yang menjadi potensi besar bagi pendidikan untuk bisa bertransformasi digital," tandasnya.

Solusi dari Extramarks

Extramarks
Jajaran pendiri Extramarks di gelaran Isodel 2018 yang diadakan di Bali. Liputan6.com/Jeko I.R.

Pada tahun ini, Extramarks juga merilis sebuah aplikasi dan web yang memungkinkan pelajar Indonesia belajar secara digital sesuai kurikulum yang dijalankan pemerintah.

Hadirnya aplikasi maupun laman web ini seiring dengan komitmen Extramarks mendorong transformasi pendidikan dalam upaya mendukung kesiapan Indonesia menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Adapun aplikasi dan laman web Extramarks menjadi solusi belajar yang disesuaikan karakter siswa dan mengusung pendekatan Learn, Practice, dan Test. Dengan ketiga pendekatan ini, pelajar Indonesia bisa merasakan pembelajaran materi yang lebih menarik, mudah, dan menyenangkan.

Country Manager Extramarks Indonesia Fernando Uffie menjelaskan, Extramarks hadir untuk membantu mewujudkan tenaga kerja yang andal di era Revolusi Industri 4.0.

Untuk mencetak tenaga kerja yang siap pakai, perlu sebuah proses belajar panjang dari umur sedini mungkin," ujar Uffie di Gedung Kemdikbud, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Uffie lebih lanjut mengatakan, solusi belajar digital yang ditawarkan Extramarks berbasis education technology melalui proses belajar mengajar yang saling terintegrasi satu sama lain.

"Siswa, guru, sekolah, orangtua, harus saling terintegrasi dan menjalankan peran masing-masing sehingga membuat ekosistem pembelajaran digital yang terpadu. Dan aplikaai ini tidak mencoba menghapuskan peran guru, justru peran guru dan orangtua sangat diperlukan," tuturnya.

 

Cara Kerja Aplikasi Extramarks

Extramarks
founder dan CEO Extramarks Atul Kulshresta di Isodel 2018 yang diadakan di The Stones, Kuta, Bali, Senin (3/12/2018). Liputan6.com/Jeko I.R.

Untuk sekolah, kata Uffie, aplikasi yang diperkenalkan dalam ekosistem tersebut mencakup sistem manajemen sekolah, sistem manajemen pembelajaran, dan solusi pembelajaran digital untuk ruang kelas.

Sekolah nantinya terhubung ke aplikasi yang bisa dipakai orangtua untuk melacak, memantau, dan evaluasi perkembangan anak. Orangtua pun mendapatkan notifikasi tentang perkembangan anaknya.

Sementara untuk siswa, aplikasi Extramarks bisa dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar di kelas atau luar sekolah. Sayangnya, saat ini baru siswa kelas 4, 7, dan 10 yang bisa merasakan metode belajar digital dengan aplikasi Extramarks.

Sekadar diketahui, konten-konten pembelajaran Extramarks sudah berbasis teknologi digital dan menyesuaikan karakter siswa, yakni dalam bentuk visual, audio, dan kinestetik. Untuk itulah, semua elemen pembelajaran dilengkapi teks, gambar, hingga video.

Pengguna pun bisa menyentuh model, memperbesar, dan memutar untuk tampilan yang lebih sempurna. Siswa juga tinggal mengeklik untuk mendapat informasi lebih lanjut.

Uffie mengatakan, Extramarks berbeda dengan aplikasi belajar lain sejenisnya. Menurutnya, Extramarks telah bekerja sama dengan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga seluruh materi di dalam aplikasi sudah sesuai dengan kurikulum yang dijalankan.

"Diharapkan proses belajar menjadi lebih menarik, mudah, menyenangkan, dan relevan yang akhirnya bisa meningkatkan nilai saat ujian," katanya.

Extramarks pun sudah bekerja sama dengan Advan sebagai penyedia perangkat. Sekadar informasi, kini ada 8 sekolah di bawah Yayasan Al Azhar di Jakarta, Cibubur, Bandung, dan Bogor yang telah menggunakan solusi Extramarks.

"Ke depannya, Extramarks akan menambah kerja sama dengan institusi pendidikan maupun institusi lainnya," pungkas Uffie.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya