Liputan6.com, Ubud - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mengatakan negara anggota ASEAN telah berkomitmen untuk mendukung perkembangan ekonomi digital.
Oleh sebab itu, anggota ASEAN termasuk Indonesia, diimbau untuk lebih terbuka terhadap kehadiran startup (perusahaan rintisan) digital dari masing-masing negara.
Hal tersebut disampaikan Rudiantara usai menggelar rapat Telecommunications and Information Technology Ministers Meeting (TELMIN) dengan para menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kawasan ASEAN di Ubud, Bali, pada Rabu (5/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
"Tadi sudah dibahas bagaimana kita harus lebih membuka diri sesama ASEAN. Jadi membuka peluang bagi startup  unicorn ASEAN untuk ada di negara ASEAN lain," tuturnya.
Sekadar informasi, unicorn merupakan sebutan untuk startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar.
Gojek yang merupakan unicorn Indonesia, kata Rudiantara, sejauh ini sukses melakukan ekspansi ke sejumlah negara Asia Tenggara.
Perusahaan besutan Nadiem Makarim tersebut telah melebarkan sayapnya ke Vietnam, Thailand, dan yang terbaru di Singapura.
Â
Membantu Negara ASEAN Lebih Berkembang
Rudiantara menyebut, sikap keterbukaan semacam ini akan membantu negara-negara ASEAN lebih berkembang. Hal serupa pun berlaku untuk Indonesia.
Selama perusahaan yang datang ke Indonesia membawa keuntungan bagi negara dan masyarakat, maka harus disambut dengan baik.
"Kalau tidak cepat membuka diri, startup atau unicorn lain yang bukan ASEAN akan masuk dan kita tidak akan dapat apa-apa," jelas pria yang akrab disapa Chief RA tersebut.
Advertisement
Produk Lokal Tetap Nomor Satu
Kendati terbuka dengan startup asing, Rudiantara menekankan Indonesia tidak akan 'menganaktirikan'Â startup lokal.
Menurutnya, akan lebih bagus jika startup luar yang masuk ke Indonesia memiliki perbedaan dengan pelaku bisnis lokal.
"Kalau ada yang sama (startup asing dan Indonesia), tentu saya dahulukan yang nasional. Kalau memang tidak ada, masa kita mau diam saja," ujarnya.
Perkembangan startup sendiri merupakan salah satu prioritas dalam hasil rapat Rudiantara selaku ketua penyelenggara Telmin tahun ini, bersama jajaran menteri TIK ASEAN terkait. ASEAN, nantinya juga akan menggelar startup hackathon.
Sekilas TELMIN
TELMIN merupakan acara tahunan yang diselenggarakan di negara anggota ASEAN. Acara ini digelar di Kamboja pada tahun lalu.
Tahun ini, tema yang diusung adalah Aiming the Future of Digital Ecosystem for ASEAN prosperity.
Dalam pertemuan ini, ada enam sub-isu prioritas yang diutamakan oleh Rudiantara, yakni soal layanan Over the Top (OTT), perlindungan data pribadi, literasi digital, transfer data lintas batas, revolusi industri 4.0, dan keamanan jaringan.
Advertisement
Menkominfo Ajak Menteri TIK ASEAN Tanam Pohon di Ubud
Rudiantara juga mengajak para menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kawasan ASEAN untuk menanam pohon di Ubud, Bali.
Penanaman pohon ini mengawali Telecommunications and Information Technology Ministers Meeting (TELMIN) ke-18, yang digelar di tempat sama pada 5-6 Desember 2018.
Penanaman pohon ini merupakan bentuk kepedulian para pelaku digital terhadap lingkungan. Rudiantara selaku ketua penyelenggara TELMIN pada tahun ini memilih menanam pohon Juet.
Pohon lain yang ditanam termasuk Dewadaru, Buni, Kayu Manis, dan Kepundung.
"Ini merupakan bagian dari ekosistem, dan walaupun kami semua di bidang teknologi, tapi kami juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Jadi yang kami tanam ini adalah tanaman-tanaman langka di Indonesia," kata Rudiantara saat ditemui dalam acara TELMIN ke-18 di Ubud, Bali (12/5/2018).
Penanaman pohon tidak hanya dilakukan oleh 10 menteri di kawasan ASEAN, tapi juga Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union (ITU), Houlin Zhao.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: