Liputan6.com, Jakarta - Setelah melewati proses seleksi yang ketat sejak November 2018, dewan juri akhirnya memilih delapan pemenang dari total 240 pendaftar yang berpartisipasi dalam kompetisi Innovation Challenge 2018.
Juara utama diraih oleh NOES+, Prominator, Maslaha, dan Portable Cool Box. Sementara itu, gelar runner up diraih Table Cooler, Pung Pung Ice dan Ice Gel Pampers, ALTIS 2, serta Sarana Display Pemasaran Ikan Segar.
NOES+ menyediakan inovasi pengganti es menggunakan teknologi material PCMs (Phase Change Materials) yang memanfaatkan limbah kayu dan tebu untuk menjaga kualitas ikan.
Advertisement
Baca Juga
Sementara Prominator menyediakan armada roda tiga dengan boks penyimpanan dingin dan panel surya sebagai solusi transportasi dan distribusi ikan bagi UMKM Indonesia.
Kemudian Maslaha menyediakan pengganti es berbahan kimia ‘food grade’ yang tahan hingga 24 jam dengan suhu -27 derajat celcius. Lalu Portable Cool Box menawarkan boks dengan sistem pendingin aktif yang menggunakan larutan NaCL (garam) sebagai bahan pendingin.
"Setelah melihat banyaknya gagasan inovatif dari kompetisi ini, kami berharap para pemenang dapat memberikan dampak yang berkelanjutan dan terus mengembangkan teknologinya,” kata Ketua Forum Jejaring I-PLAN Dr. Soenan Hadi Poernomo, dalam keterangannya, Selasa (18/12/2018)
Pihaknya pun memahami, bahwa semua inovasi tersebut harus disertai dengan kajian terapan di lapangan, sehingga nilainya positif bagi semua pihak, baik produsen, pemasar, maupun konsumen, serta dari aspek nilai gizinya.
Raih Pendanaan
Pemenang kompetisi Innovation Challenge berhak mendapatkan hadiah uang tunai masing-masing Rp 30 juta untuk pemenang utama dan Rp 20 juta untuk runner-up.
Para juara utama juga akan mendapatkan pendanaan maksimal Rp 1 miliar untuk melakukan uji coba di Surabaya dan Probolinggo dengan menggunakan prototipe yang sudah dibuat.
Tidak hanya itu, Nanyang Technological University (NTU) di Singapura--melalui inisiatif NTUit--akan mengajak para pemenang utama ke dalam program pelatihan selama 7 minggu di Jakarta, yang berfokus pada uji coba pasar dan komersialisasi.
Keempat juara utama lalu akan kembali berkompetisi pada Maret 2019 di Jakarta untuk memperebutkan hadiah utama senilai US$ 20.000 - US$ 30.000 (sekitar Rp 291 juta hingga Rp 437 juta).
Penjurian dilakukan oleh 5 juri yang ahli dalam bidangnya yaitu Dr. Marudut, BSc. MPS. dari Politeknik Kesehatan Masyarakat Kemenkes Jakarta II dan Dr. Artati Widiarti, Analyst of Market Development for Marine and Fisheries Products.
Kemudian Ravi Menon selaku Country Director Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), Denny Thanoto, Country Principal dari Meloy Fund, dan Ir Budhi Wibowo, dan Ketua AP5I Indonesian Fishery Product Processing and Marketing Association.
Advertisement
Misi Innovation Challenge
Untuk diketahui, Innovation Challenge diadakan sebagai inisiatif untuk mencari solusi atas masalah kerugian pasca-panen ikan laut segar di Indonesia.
Berdasarkan studi Dalberg pada tahun 2017, setiap tahunnya, Indonesia kehilangan 25% kuantitas ikan segar atau setara dengan 16.000-27.500 metrik ton protein ikan. Hal ini disebabkan oleh manajemen pasca-panen yang kurang optimal. Di tahun 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkirakan nilai kerugian pasca panen mencapai Rp 30 triliun.
Innovation Challenge diprakarsai oleh GAIN, lewat program I-PLAN (Indonesia-Postharvest Loss Alliance for Nutrition), bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan serta dengan didukung penuh oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Dalam prosesnya, I-PLAN juga menggandeng Innovation Factory dan BLOCK71 Jakarta sebagai mitra pelaksana.
(Isk/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini