Bos Bukalapak: Status Decacorn Bukan Tujuan Utama Kami

Menurut co-founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid, status decacorn tidak menjadi tujuan utama perusahaan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 10 Jan 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2019, 17:00 WIB
Co Founder&President at Bukalapak Bagi Inspirasi Bisnis Di EGTC Bandung 2018
Co Founder&President at Bukalapak, M Fajrin Rasyid memberi materi tentang cara melihat peluang dan membuka bisnis selama EGTC 2018 di Universitas Padjajdaran, Bandung (5/12). M Fajrin Rasyid berbagi inspirasi bisnis. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak merupakan salah satu perusahaan rintisan (startup) yang kini menyandang status unicorn. Dengan kata lain, perusahaan tersebut sudah memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar.

Usai unicorn, predikat yang selanjutnya disandang startup adalah decacorn. Berbeda dari unicorn, startup dengan status decacorn memiliki nilai valuasi di atas US$ 10 miliar.

Lantas, apakah Bukalapak siap menjadi salah satu decacorn asal Indonesia? Menjawab pertanyaan tersebut, Co-Founder & President Bukalapak, Fajrin Rasyid menuturkan decacorn tidak menjadi fokus perusahaan.

"Menurut saya yang namanya decacorn atau unicorn itu bukan sesuatu yang kami cari sebagai tujuan utama. Namun, bagaimana Bukalapak bisa terus berkembang dan bisa memajukan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia," tuturnya usai ditemui di konferensi pers ulang tahun Bukalapak ke-9 di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Fajrin menuturkan target yang lebih banyak dibicarakan di internal Bukalapak adalah mengenai transaksi atau jumlah pelapak. Adapun nilai valuasi itu tidak lebih dari hasil yang didapat setelah target tercapai.

Selain itu, nilai valuasi juga kadang dipengaruhi sejumlah faktor eksternal. Sementara Bukalapak, menurut Fajrin, tidak mau tergantung dengan kondisi semacam itu.

"Karena kalau kami ngomong valuasi itu kan dipengaruhi kondisi ekonomi dan lain sebagainya. Jadi, kami tidak mau bergantung terlalu banyak dengan kondisi eksternal," tuturnya.

Harapan Menkominfo Soal Startup Decacorn asal Indonesia

Menkominfo
Menkominfo Rudiantara didampingi Bupati Kab Pulau Morotai Benny Laos meninjau NOC Palapa Ring Paket Tengah di Kab Pulau Morotai, Maluku Utara. (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani).

Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) dalam beberapa kesempatan memang berharap akan ada startup decacorn asal Indonesia, setidaknya pada mulai tahun ini. 

Dia mengatakan dari empat startup unicorn yang ada saat ini, setidaknya salah satunya akan naik kelas menjadi decacron. Adapun empat startup tersebut adalah Traveloka, Bukalapak, Tokopedia dan Go-Jek.

"Kalau unicorn kan dia US$ 1 miliar, kalau decacorn ini pendanaannya sudah di atas US$ 10 miliar," kata Rudiantara di Balai Kartini tahun lalu. 

Menkominfo Siap Bantu Startup Decacorn asal Indonesia

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Kemkominfo, menurut Rudiantara, juga berfokus akan adanya startup atau perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS.

"Ke depannya, infrastruktur tetap harus diadakan, karena tanpa network aplikasi ini tidak akan bisa jalan. Namun bisnisnya aplikasi ini menarik. Tahun 2019, diharapkan ada startup yang sudah decacorn," ujar Rudiantara.

Decacorn sendiri adalah startup yang sudah mendapatkan pendanaan minimal 10 miliar dolar AS.

"Unicorn kan 1 miliar dolar AS, kalau decacorn milinal 10 miliar dolar AS, diharapkan akan ada, tinggal menunggu satu ronde lagi pendanaan," ujarnya.

Sementara, seiring dengan target pemerintah untuk startup unicorn, Kemkominfo juga mendorong kehadiran startup unicorn kelima di Tanah Air.

Menurut Rudiantara, kemungkinan akan ada satu startup unicorn baru di Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan.

"Satu lagi (startup unicorn) itu sesuai targetnya, akan ada di 2019," pungkasnya.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya