Bos Huawei: Tanpa AS, Kami Akan Jadi Nomor Satu di Dunia

CEO Divisi Smartphone Huawei menyebut, tanpa AS, Huawei akan tetap jadi vendor smartphone terbesar di dunia.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 28 Jan 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2019, 13:30 WIB
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, raksasa teknologi Tiongkok Huawei menggelar konferensi pers di Beijing.

CEO Divisi Smartphone Huawei Richard Yu pun membuat pernyataan yang sangat ambisius.

"Bahkan tanpa pasar Amerika Serikat (AS), kami akan menjadi nomor satu di dunia. Saya percaya itu bisa dicapai tahun ini atau paling tepat tahun depan," kata Richard Yu sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Android Authority, Senin (28/1/2019).

Richard Yu mengarah pada bisnis smartphone Huawei yang kini merupakan vendor smartphone terbesar kedua di dunia.

Saingan utama Huawei kini hanya vendor smartphone Korea Selatan, Samsung.

Sekadar informasi, hampir sepanjang 2018, Huawei menjadi vendor smartphone terbesar ketiga di dunia, di belakang Samsung dan Apple. Namun pada Agustus lalu, Huawei melampaui Apple.

Pada 2018, Huawei disebut-sebut telah membukukan keuntungan besar. Sementara, Samsung dan Apple mulai menghadapi kesulitan mereka dalam bisnis smartphone.

Sekadar informasi, Huawei mengklaim mereka telah mengapalkan lebih dari 208 juta unit smartphone tahun lalu.

Angka ini meningkat 35 persen ketimbang tahun 2017, di mana saat itu Huawei mengapalkan 153 juta perangkat.

Bisnis Smartphone Global Lesu

Huawei P20 Pro
Tampilan triple kamera pada Huawei P20 Pro (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Pertumbuhan ini sangat kontras dengan bisnis industri seluler secara keseluruhan.

Bisnis seluler global justru mengalami penurunan, tercatat jumlah pengapalan smartphone tahun 2018 turun 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski bisnisnya mengalami peningkatan, Huawei juga mengalami sejumlah kesulitan baru-baru ini.

Pasalnya, selain Amerika Serikat, sejumlah negara juga mulai melarang penggunaan produk Huawei.

Penyebab larangan penggunaan itu karena ada dugaan produk Huawei terafiliasi dengan pemerintah komunis Tiongkok. Padahal, sejauh ini belum ada bukti untuk hal tersebut.

Namun, tetap saja para politikus di berbagai negara, utamanya AS, mewanti-wanti kalau mungkin saya pemerintah Tiongkok melakukan penyadapan lewat produk-produk Huawei.

"Pelanggan kami percaya dengan kami. Hanya sejumlah politikus yang memberikan tekanan terhadap kami," kata Richard Yu.

 

Kalau Huawei Jual Smartphone di AS

Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Sayangnya, karena masalah politik ini, Huawei justru hampir tak ada di AS, padahal negara ini merupakan salah satu pasar smartphone terbesar di dunia.

Jika saja Huawei bisa menjual produknya di AS, kemungkinan targetnya menjadi vendor smartphone nomor satu di dunia bakal lebih cepat tercapai.

Masih di acara yang sama, bos Huawei ini juga memastikan perusahaannya akan merilis smartphone layar lipat di ajang Mobile World Congress (MWC) akhir Februari mendatang.

Bahkan menurut rencana, smartphone layar lipat Huawei ini akan dijual setidaknya pada April tahun ini.

Bukan hanya itu, Richard Yu juga mengatakan, chipset terbaru Huawei yakni Balong 5000 akan menjadi rival utama modem 5G X50 milik Qualcomm.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya