Bos Bukalapak Jadi Anggota Majelis Wali Amanat ITB

Pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky terpilih menjadi salah satu anggota Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung periode 2019-2024.

oleh M Hidayat diperbarui 22 Mei 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2019, 14:00 WIB
Achmad Zaky
Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky (Doc. Bukalapak)

Liputan6.com, Krakow - Pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky terpilih menjadi salah satu anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Institut Teknologi Bandung (ITB) periode 2019-2024 yang terdiri dari lima belas orang perwakilan dari beberapa elemen.

Ia menjadi salah satu perwakilan masyarakat bersama-sama dengan mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Nurhayati Subakat, dan Yani Panigoro.

Empat anggota lainnya merupakan ex-officio yakni Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Senat Akademik ITB, dan Rektor ITB.

Adapun empat anggota lainnya adalah perwakilan Senat Akademik yakni Djoko Santoso dan Akhmaloka yang juga pernah menjabat sebagai Rektor ITB, serta Benhard Sitohang dan Agus Dana Permana.

Kemudian tiga anggota lainnya merupakan perwakilan Alumni ITB yakni Irfan Setiaputra, perwakilan Tenaga Kependidikan yaitu Nana Heryana, dan perwakilan Mahasiswa yakni Faisal Alfiansyah Mahardika.

Pada Sidang Pleno MWA ITB periode 2019-2024 di Gedung D, Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (20/5/2019), yang dipimpin langsung oleh Menristekdikti Moh. Nasir, Yani Panigoro terpilih sebagai Ketua.

Yani, sebagaimana dikutip dari laman resmi ITB, mengatakan bahwa langkah penting yang mesti MWA tempuh adalah berkolaborasi dengan senat, rektorat, guru besar dan mahasiswa di ITB.

"Sehingga keputusan-keputusan strategis yang akan diputuskan MWA, itu didasarkan atas semua kepentingan yang diakomodasi," ujar Yani.

Adapun Nasir menyampaikan bahwa MWA berperan penting dalam mengarahkan kebijakan sebuah perguruan tinggi.

"Sukses untuk ITB ke depannya dalam membangun perguruan tinggi yang lebih baik," kata Nasir.

MWA, seperti dijelaskan dalam Statuta ITB, adalah organ tertinggi di ITB yang menyusun dan menetapkan kebijakan umum ITB serta mengawasi pelaksanaannya.

MWA mendelegasikan penyelenggaraan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi serta seluruh kegiatan penunjang dan pendukung lainnya kepada Rektor. Selain itu, MWA juga mendelegasikan fungsi penetapan norma dan kebijakan akademik ITB serta pengawasan pelaksanaannya kepada Senat Akademik.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Achmad Zaky

Sebagai informasi, Ahmad Zaky merupakan lulusan prodi Teknik Informatika ITB dengan pujian (cum laude).

Menurut laman LinkedIn miliknya, ia juga tercatat aktif di kegiatan nonakademis seperti Resimen Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Informatika, dan Keluarga Mahasiswa ITB.

Beberapa penghargaan yang pernah ia peroleh antara lain Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI pada 2016, Ernst & Young Entrepreneur of the Year pada 2017, Endeavor Entrepreneur of the Year pada 2018, dan Ganesa Wirya Jasa Utama pada Juli 2018.

 

Masuk Daftar Pemuda Terkaya, Berapa Jumlah Kekayaan Bos Bukalapak?

CEO  Bukalapak Achmad Zaky
Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky memberikan keterangan kepada awak media saat merayakan HUT ke-8 Bukalapak di Jakarta, Rabu (10/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bukalapak menjadi satu dari beberapa startup unicorn di Indonesia. Tentunya, hal ini tidak lepas dari kerja keras sang pendiri sekaligus CEO Bukalapak, Achmad Zaky.

Setelah menjadi sesukses sekarang, berapa kekayaan pria asal Sragen, Jawa Tengah, ini?

Baru-baru ini, majalah Globe Asia mempublikasikan daftar 150 orang terkaya di Indonesia. Untuk diketahui, nama Achmad Zaky masuk dalam daftar tersebut.

Ya, nama Zaky termasuk satu dari beberapa nama anak muda pendiri startup yang ada di daftar itu.

Achmad Zaky berada di posisi ke 149 dalam daftar tersebut. Globe Asia, sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com, Rabu (25/7/2018), memperkirakan jumlah harta kekayaan Zaky saat ini sebanyak US$ 100 juta atau setara Rp 1,5 triliun.

Sekadar diketahui, Achmad Zaky kerap bercerita tentang perjuangannya membangun perusahaan rintisan hingga sesukses saat ini. Menurut Zaky, untuk mendirikan e-commerce dan memboyong Bukalapak ke fase yang sekarang tidaklah mudah.

Dia bahkan sempat menyebut, untuk membangun suatu usaha, terutama startup, seseorang harus memiliki mental kecoak.

Mental kecoak yang dimaksud adalah mental di mana harus berani memperjuangkan sesuatu dengan kondisi seadanya.

Bedanya, di sini harus memiliki keinginan untuk survive layaknya kecoak yang jika dibunuh tetap meronta-ronta bergerak.

"Paradigma orang soal membangun usaha harus diubah. Saya ingat, saat membangun Bukalapak itu berdarah-darah. Kita semua harus punya mental fighter (petarung), nah mental kecoak juga berlaku. Kita bisa seperti saat ini, karena melalui proses yang panjang," ucap Zaky, dalam acara Ngelapak Bareng Media di Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, pada 2016 lalu.

(Why/Jek)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya