Liputan6.com, Jakarta - Masalah pemblokiran oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) membuat bisnis Huawei terkendala. Kali ini, perusahaan dilaporkan terpaksa menunda peluncuran laptop baru berbasis OS Windows.
Dikutip dari Softpedia, Kamis (13/6/2019), The Information melaporkan, laptop tersebut sebelumnya diprediksi akan diumumkan di CES Asia 2019 di Shanghai, Tiongkok, pada 13 Juni 2019. Namun, pengumuman tersebut akhirnya ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Advertisement
Baca Juga
Sejumlah karyawan mengatakan, tanggal peluncuran baru laptop tersebut masih belum ditentukan. Namun, kemungkinan Huawei terlebih dahulu ingin mencari cara untuk keluar dari daftar hitam AS. Masalah ini membuat Huawei tidak bisa menggunakan produk-produk buatan AS.
Pemerintah AS pada Mei lalu memasukkan Huawei dalam daftar hitam perdagangan, sehingga tidak bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asal negara tersebut.
Perintah eksekutif tersebut sekaligus membuat Huawei tidak bisa menggunakan software seperti Android dan Windows.
Seperti diketahui, Android dan Windows merupakan produk asal AS. Masing-masing dimiliki oleh Google dan Microsoft.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tak Ada OS
Tanpa OS untuk menyokong laptop besutannya, Huawei tidak memiliki opsi lain. Setidaknya, sampai perusahaan menemukan OS pengganti.
Huawei sendiri saat ini sedang mengembangkan OS pengganti Android dan Windows untuk jajaran produknya. Menurut laporan, OS Huawei itu akan memulai debut pada smartphone baru pada 2020. Namun, belum ada konfirmasi resmi tentang waktu pasti peluncuran OS tersebut.
Adapun berdasarkan perintah pemblokiran AS, Huawei tetap bisa merilis pembaruan untuk perangkat Android dan Windows yang sudah ada saat ini. Namun, tidak boleh menggunakan kedua OS tersebut pada produk-produk terbarunya.
(Din/Isk)
Advertisement