Transaksi Uang Digital di Bithumb Global Tembus Rp 14 Ribu Triliun

Bithumb Global mengklaim telah mengantongi volume transaksi kumulatif hingga USD 1 triliun atau sekitar Rp 14.200 triliun.

oleh Iskandar diperbarui 02 Okt 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2019, 11:30 WIB
Ilustrasi aset digital
Ilustrasi aset digital. Dok: coindesk.com

Liputan6.com, Jakarta - Platform pertukaran mata uang digital asal Korea Selatan, Bithumb Global, mengklaim telah mengantongi volume transaksi kumulatif hingga USD 1 triliun atau sekitar Rp 14.200 triliun (asumsi Rp 14.215 per USD 1).

Dengan lebih dari 8 juta member, perusahaan memfasilitasi 59,19 persen dari seluruh volume transaksi Bitcoin Korea Selatan dan menyumbang sekitar 15 persen dari pasar global.

Volume transaksi harian tertinggi untuk pertukaran di Korea Selatan sendiri mencapai lebih dari USD 7 miliar atau sekitar Rp 99,5 triliun.

Dengan kesuksesan ini Bithumb hanya berfokus pada wilayah Korea Selatan, di mana lebih dari 80 persen pengguna platform-nya berasal dari sana.

Belum cukup sampai di situ, Co-Founder dan Direktur Utama Bithumb Global Javier Sim menuturkan perusahaan akan meluncurkan putarannya, yang mana pada awal tahun ini menghubungkan likuiditas dan potensi pasar ke seluruh dunia.

"Sejak peluncuran beta Bithumb Global pada Mei 2019, kami memiliki lebih dari 1 juta pengguna di seluruh dunia dan memiliki volume perdagangan harian melebihi dari USD 381 juta,” kata Javier dalam pernyataannya, Rabu (2/10/2019).

Fitur Unik

Salah satu fitur paling unik dari Bithumb Global adalah inisiatif 'BG Staging'. Tak seperti IEO (Initial Exchange Offering) dan kegiatan penggalangan dana dari pertukaran lain, BG Staging tidak mengharuskan pengguna untuk berinvestasi fiat atau mata uang dalam putaran penggalangan dana.

Dengan demikian, pengguna dapat memegang aset digital mereka untuk menunjukkan minat dan menerima kembali saham mereka. Ditambah potensi kupon untuk fitur token proyek setelah periode penguncian.

Bithumb Global juga menerapkan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat, mesin pencocokan urutan latensi rendah dengan teknologi eksklusif, algoritma canggih, dan antarmuka yang lebih ramah.

(Isk/Ysl)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya