Liputan6.com, Jakarta - Banjir yang menggenang beberapa titik di Jakarta dan sekitarnya, Selasa (25/2/2020) pagi dan dua hari lalu, ternyata dimanfaatkan sejumlah milenial untuk bermain air dan seru-seruan.
Sejumlah pengguna TikTok, salah satunya adalah akun @ayuubaee, bersama teman-temannya membuat video pendek bertema dance di tengah banjir.
Dalam video berdurasi 15 detik itu, ia bersama teman-temannnya tampak ceria menari di tengah banjir setinggi lutut orang dewasa.
Advertisement
Baca Juga
"Jangan lupa bahagia," tulis @ayuubaee sebagai keterangan video di TikTok.
Pantauan Tekno Liptan6.com, selain @ayuubaee juga ada pengguna TikTok lainnya yang membuat konten video pendek di tengah banjir.
Tak hanya komedi dan dance, ada juga pengguna yang memanfaatkan platform TikTok untuk menyebarkan informasi terkini soal banjir.
Sebelumnya, video viral tersebar di media sosial saat bencana banjir pada awal Januari 2020, di mana sebuah angkot berhasil menerjang banjir di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Peta Banjir di Google Maps Ini Ternyata Tak Akurat, Google Beri Penjelasan
Di sisi lain, banjir yang menggenang Jakarta dan sekitarnya sejak dini hari, Selasa (25/2/2020), membuat warganet berbagi informasi terkini seputar kondisi banjir. Salah satunya lewat Google Maps dengan tautan https://gogl.ink/banjir.
Namun sayangnya, tautan Google Maps (lewat fitur Google My Maps) yang tersebar di media sosial atau aplikasi pesan instan itu tidak sepenuhnya akurat dan real-time.
Baca Juga
Feliciana Wienathan, Product Communications Manager, Google Indonesia, mengungkapkan tautan tersebut berbeda dengan Google Maps biasa. Google My Maps seperti dokumen yang bisa diperbarui bersama.
"https://gogl.ink/banjir ini berbeda dengan Google Maps biasa. Google My Maps seperti dokumen yang di-update bersama (seperti cara kerja Google Docs), di mana pengguna membuat custom maps dan bisa berbagi akses ke dokumen tersebut untuk bersama memperbarui custom maps itu," ujar Felicia kepada Tekno Liputan6.com melalui pesan singkat, Selasa (25/2/2020).
Dengan demikian, peta yang menampilkan visual kondisi banjir itu rentan diperbarui oleh pengguna yang tidak memiliki informasi secara real-time.
Advertisement
Saran Google
Untuk meluruskan hal ini, ia menyarankan pengguna untuk memantau kondisi banjir terkini dari sumber yang resmi.
"http://smartcity.jakarta.go.id/maps ini resmi dari Jakarta Smart City untuk memantau area di Jakarta," ucap Felicia memungkasi.
Untuk diketahui, dengan fitur Google My Maps, pengguna bisa dengan mudah membuat peta khusus sesuai kebutuhan.
Kamu juga bisa mengizinkan teman untuk melihat dan mengedit peta buatan kamu, atau membagikannya ke media sosial.
(Isk/Why)