82 Persen Perusahaan di Asia Pasifik Lakukan Transformasi Digital

Banyak perusahaan yang semakin menyadari manfaat dari peningkatan skala dan kecepatan aplikasi yang mereka jalankan dalam bisnisnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2020, 13:45 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2020, 13:45 WIB
Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - F5 Networks merilis State of Application Services (SOAS) 2020 untuk kawasan Asia Pasifik berdasarkan hasil survei perusahaan yang memanfaatkan teknologi dalam proses tranformasi digital.

Andre Iswanto selaku Senior Manager, Systems Engineering F5 Indonesia mengatakan hasil survei tahun ini menunjukan banyak perusahaan yang semakin menyadari manfaat dari peningkatan skala dan kecepatan aplikasi yang mereka jalankan dalam bisnisnya.

"Dengan digital trasformasi ini, aplikasi menjadi sangat penting karena aplikasi dulu hanya sebagai call center, sekarang aplikasi ya merupakan bisnis itu sendiri. Contoh halnya adalah ojek online. Perusahaan induk ojek online, ia tidak memiliki mobil ataupun motor, tetapi mereka memiliki aplikasi yang dijadikan sebagai bisnis," ujar Andre, Rabu, (4/2/2020) pada sesi bersama awak media di Jakarta.

Andre Iswanto, Senior Manager, Systems Engineering di F5 Indonesia. Liputan6.com/Fitriah Nurul Annisa

Laporan tahun ini menunjukan satu tren penting yang mewarnai bisnis di Asia Pasifik, yaitu kesenjangan keterampilan di bidang keamanan. 

Saat ini banyak perusahaan menerapkan banyak layanan aplikasi yang didesain untuk mempercepat implementasi di lingkungan public cloud dan container-native, seperti service mesh dan ingress control.

Data survei SOAS 2020 mengindikasi perusahaan akan semakin hebat dalam memanfaatkan data yang dihasilkan ekosistem aplikasi mereka, sehingga nantinya akan menghasilkan kemampuan analitik canggih. Meskipun begitu, mereka juga akan terus meningkatkan keamanan aplikasi mereka dan terus fokus untuk mempercepat upaya dalam menghadirkan layanan ke pasaran dibandingkan keamanan.

Laporan ini merupakan hasil masukan dari hampir 2.600 responden di seluruh dunia dan 1.300 responden di Asia Pasifik di berbagai industri. Responden ditanyai mengenai tantangan dan peluang di tengah proses tranformasi digital saat ini.

 

5 Temuan Penting

Adapun lima temuan yang dihasilkan dari survei ini adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak 82 persen perusahaan di Asia Pasifik (global 80 persen) melakukan transformasi digital yang menekankan kecepatan penyedia layanan pasar. Inisiatif perusahaan dalam optimalisasi proses TI (Teknologi Informatika) dan bisnis menjadi semakin matang.

Tidak sedikit perusahaan yang bergerak dengan otomasi dalam proses bisnis dan meningkatkan jejak digital mereka dengan cloud, kontainer, dan orkestrasi sehingga menciptakan pertumbuhan besar dalam volume panggilan API (API Call).

Sementara 60 persen perusahaan mengatakan aplikasi merupakan hal yang penting untuk bisnis dan 38 persen lainnnya menyatakan aplikasi mendukung bisnis serta memberikan keunggulan yang kompetitif.

2. Terdapat 86 persen (global 87 persen) perusahaan menerapkan multi-cloud dan sebagian besar berkutat dengan masalah keamanan. Kini perusahaan memanfaatkan public cloud untuk berpartisipasi dalam industri, mengambil keuntungan dari arsitektur cloud-native serta menjalankan aplikasi secara cepat.

Namun sepertinya perusahan-perusahaan kurang percaya diri akan kemampuan mereka dala menahan serangan pada layer aplikasi di public cloud jika dibandingkan dengan data center internal perusahaan (on premise).

76 persen perusahaan melaporkan kemampuan terbesar terletak pada bidang keamanan. Perbedaan ini menggambarkan akan kebutuhan yang terus meningkat dalam mencari solusi agar mudah diimplemetasikan.

 

5 Temuan Penting (2)

3. Mengingat penggerak utama transformasi digital yaitu optimalisasi TI dan proses bisnis, sebanyak 71 persen (global 73 persen) perusahaan di Asia Pasifik melakukan otomasi jaringan dalam meningkatkan efisiensi.

Perusahaan memperoleh kemampuan untuk bergerak menuju impelemntasi yang berkelanjutan yang lebih konsisten dalam empat komponen penting: infrastruktur, layanan, jaringan dan keamanan.

4. Meningkatnya kemampuan arsitektur aplikasi cloud-native baru, 68 persen (global 69 persen) perusahaan menggunankan 10 atau lebih layanan aplikasi di berbagai industri. Sebagian besar perusahaan menggunakan layanan aplikasi seperti Ingress control dan service discocvery baik di data center internal maupun public cloud.

5. Sebanyak 63 persen perusahaan masih menempatkan tanggung jawab utama layanan aplikasi kepada operasional TI. Meskipun demikian, lebih dari setengah yang disurvei juga kini beralih ke tim yang terinspirasi oleh DevOps.

Saat perusahaan memperluas portofolio aplikasi cloud-native dan container-native mereka, kelompok DevOps mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk layanan aplikasi.

Secara keseluruhan Asia Pasifik mengungkapkan bahwa kawasan ini setara dengan dunia secara keseluruhan dalam hal transformasi digital. Namun memang ada penggalian yang lebih dalam temuan pasat di mana adanya perbedaan kecil di antara perusahaan-perusahaan di kawasan tersebut.

Di sisi lain negara-negara seperti China, Hongkong, Taiwan, Korea, dan Jepang masih berada di tahap awal dalam implementasi inisiatif transformasi digital.

(Fitriah Nurl Annisa)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya