Liputan6.com, Jakarta - Menindaklanjuti laporan dari sekelompok akademisi, Google telah menghapus 813 aplikasi creepware dari toko aplikasi Android Play Store.
Terdiri dari NYU, Cornell Tech dan NortonLifeLock, kelompok akademisi itupun menerbitkan sebuah makalah berdasarkan penelitian mereka berjudul "The Many Kinds of Creepware Used for Interpersonal Attacks”.
Baca Juga
Meskipun serupa, creepware memiliki perbedaan dari spyware dan stalkerware karena aplikasi ini tidak memiliki fitur yang digunakan untuk memata-matai pengguna.
Advertisement
Dikutip dari laporan tersebut via ZDNet, Kamis (14/5/2020), creepware masih dapat digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk menguntit, melecehkan, menipu atau mengancam korban secara online.
Untuk mendeteksi creepware secara efektif, tim peneliti mengembangkan algoritma bernama CreepRank.
Fungsi CreepRank
Dengan memakai CreepRank, tim peneliti dapat mengenali jenis-jenis aplikasi dan menetapkan skor creep untuk masing-masing.
CreepRank juga memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi aplikasi dengan fitur yang dapat digunakan untuk mengekstrak pesan SMS dari perangkat.
Tak hanya itu, CreepRank juga dapat mengetahui apakah aplikasi tersebut mencuri identitas pengguna saat chatting, dan meluncuran serangan DoS, menyembunyikan aplikasi, melacak lokasi korban, dan banyak lagi.
Advertisement
Pakai Sample Data 50 Juta Smartphone Android
Lebih lanjut, tim peneliti menjalankan CreepRank pada sampel data anonim yang disediakan oleh NortonLifeLock.
Perangkat tersebut menjalankan Norton Mobile Security, dari aplikasi yang diinstal pada lebih dari 50 juta smartphone Android.
Dengan menganalisis 1.000 aplikasi teratas berdasarkan skor creep mereka, peneliti menemukan setidaknya ada 857 di antaranya memenuhi syarat sebagai creepware.
Terpasang di 1 Juta Perangkat di Dunia
Peneliti kemudian menerapkan algoritma CreepRank ke kumpulan data aplikasi mulai 2017, 2018 dan 2019 untuk menemukan 1.095 aplikasi creepware yang sudah terinstal di 1 juta perangkat dunia.
Setelah penemuannya, tim peneliti memberi tahu Google tentang 1.095 aplikasi ini pada musim panas lalu dan raksasa pencarian itupun menghapus 813 di antaranya karena melanggar syarat dan ketentuan Play Store.
(Ysl/Why)
Advertisement