Google Berupaya Tingkatkan Privasi Pengguna dengan Beberapa Fitur Baru

Google melakukan upaya dalam meningkatkan privasi di berbagai layanannya seperti hapus histori secara default dan kontrol akun dari penelusuran

oleh Andina Librianty diperbarui 30 Jun 2020, 14:21 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2020, 14:20 WIB
Ilustrasi data pribadi, perlindungan data pribadi, privasi pengguna.
Ilustrasi data pribadi, perlindungan data pribadi, privasi pengguna. Kredit: Tayeb MEZAHDIA via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Google melakukan upaya dalam meningkatkan privasi di berbagai layanannya. Hal ini untuk memberikan keleluasaan kepada pengguna dalam mengelola privasinya.

Product Manager Privacy Products and Services di Google, Greg Fair, mengungkapkan perbaikan ini merupakan komitmen Google terhadap privasi para pengguna. Dia menekankan privasi sebagai dasar ketika membuat produk.

"Privasi sangat fundamental ketika kami membuat produk dan kami sangat peduli dengan privasi para pengguna. Oleh sebab itu, kami pun memastikan kalian bisa menghapus data ini," kata Greg melalui konfrensi pers di Google Meet pada Selasa (30/6/2020).

Sebagai bagian dari komitmen terhadap privasi pengguna, Google memiliki sejumlah langkah baru:

1. Hapus histori secara default

Google pada tahun lalu menghadirkan kontrol auto-delete, sehingga pengguna bisa meminta Google menghapus data histori lokasi, penelususan, suara, dan aktivitas YouTube setelah 3 bulan atau 18 bulan secara otomatis, dan berkelanjutan.

Kini, saat pertama kali pengguna mengaktifkan Histori Lokasi, opsi hapus otomatis akan langsung disetel ke 18 bulan. Opsi ini berlaku di Histori Lokasi, Aktivitas Web & Aplikasi, serta Histori YouTube.

2. Kontrol akun dari penelusuran

Google akan mempermudah akses ke kontrol utama akun Google dari hasil pencarian atau penelusuran. Tak lama lagi, setelah login ke akun Google, pengguna akan dapat menelusuri kueri seperti "Pemeriksaan Privasi Google" dan "Apakah Akun Google saya aman?"

Sebuah kotak akan muncul untuk menunjukkan setelan privasi dan keamanan, sehingga pengguna pun dapat memeriksa atau menyesuaikannya dengan mudah.

3. Akses lebih mudah dari mode Samaran (Incognito)

Google juga mempermudah akses ke Incognito mode di sejumlah aplikasinya, yakni dengan menekan cukup lama gambar profil pengguna di layanan Search, Maps, dan YouTube.

Fitur ini mulai tersedia hari ini di Google App untuk iOS, serta akan segera hadir di Android dan aplikasi lain.

Google juga tengah bekerja untuk memungkinkan pengguna terus mengaktifkan Incognito mode di berbagai aplikasi Google, seperti Maps dan YouTube.

4. Lebih banyak kontrol privasi yang proaktif

Greg mengungkapkan, lebih dari 200 juta orang mengunjungi opsi Pemeriksaan Privasi setiap tahun. Google menambahkan rekomendasi bersifat proaktif, termasuk tips panduan untuk membantu pengguna mengelola pengaturan privasi.

5. Teknologi perlindungan privasi

Google terus mengembangkan teknologi perlindungan privasi danberinvestasi untuk melibatkan ribuan ahli privasi agar perlindungan di seluruh produknya menjadi lebih kuat.

Misalnya, privasi diferensial telah digunakan untuk mendukung Laporan Mobilitas Masyarakat selama Covid-19, yang membantu otoritas kesehatan publik dalam melawan Covid-19 dengan menggunakan data lokasi tanpa mengorbankan privasi.

Teknologi ini juga digunakan di Google Maps, sehingga pengguna dapat melihat seberapa ramai sebuah restoran secara real-time tanpa mengetahui siapa yang sedang berada di restoran tersebut.

Google pada tahun ini juga menggunakan privasi diferensial dan federated learning, sebuah teknik diciptakan oleh perusahaan, untuk melatih model yang mendasari Gboard. Perpaduan keduanya diklaim dapat melindungi privasi pengguna secara lebih baik.

(Din/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya