Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp dilaporkan sempat tumbang sekitar pukul 4 sore waktu Amerika Serikat, Selasa (14/7/2020). Akibatnya, sejumlah pengguna tidak bisa mengirim atau menerima pesan di layanan selama hampir satu jam.
Pun demikian, aplikasi WhatsApp masih bisa dibuka, namun muncul pemberitahuan kalau layanan tengah mengalami masalah.
Advertisement
Baca Juga
"Pembaruan internal pada server WhatsApp kami menyebabkan beberapa orang mengalami masalah dalam mengirim pesan," kata WhatsApp kepada The Verge dalam sebuah pernyataan.
"Kami dengan cepat menyelesaikan masalah ini untuk semua pengguna dan kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," sambung WhatsApp, dikutip Rabu (15/7/2020).
WhatsApp sendiri jarang mengalami pemadaman layanan, dan ini adalah pemadaman besar pertama selama lebih dari setahun.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Sempat Down Selama 2 Jam
WhatsApp juga sempat down bersama Instagram dan Facebook tahun lalu selama sekitar dua jam, sebelum layanan dipulihkan.
Facebook mengungkapkan awal tahun ini WhatsApp memiliki 2 miliar pengguna, naik dari 1,5 miliar dan 1 miliar pengguna pada 2018 dan 2016. Aplikasi pesan instan ini populer di banyak negara di Eropa, India, dan Brasil.
Advertisement
Jutaan Pengguna Pakai Aplikasi WhatsApp Modifikasi
Sebelumnya diberitakan, jutaan pengguna WhatsApp diperingatkan soal aplikasi WhatsApp yang berpotensi mengekspos semua percakapan mereka.
Informasi ini diketahui pertama kali oleh akun Twitter WABetaInfo yang mencuit peringatan tentang versi WhatsApp yang telah dimodifikasi.
Baca Juga
"Jangan pakai semua versi WhatsApp yang telah dimodifikasi," kata WABetaInfo, sebagaimana dikutip Liputan6.com dari The Sun, Selasa (14/7/2020).
Good post: using a modded WhatsApp version is never a solution for your privacy and security.Download the latest public release for Android: https://t.co/TzvR1dJz9y pic.twitter.com/rERxMlTQgx
— WABetaInfo (@WABetaInfo) July 12, 2020
Pesan ini menekankan, semenarik apa pun versi WhatsApp yang telah dimodifikasi, bahayanya tetap sangat besar.
Hal ini karena mereka yang memodifikasi bisa menyematkan serangan bernama man-in-the-middle (MITM), sebuah jenis serangan penyadapan siber.
(Isk/Ysl)