CEO TikTok Tuding Facebook Penjiplak yang Menyamar Sebagai Patriotis

CEO TikTok Kevin Mayer menuding Facebook sebagai penjiplak.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 01 Agu 2020, 14:06 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2020, 13:41 WIB
ilustsrasi aplikasi TikTok.
ilustsrasi aplikasi TikTok. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - CEO TikTok Kevin Mayer menuding Facebook sebagai penjiplak. Mayer mengklaim Facebook berencana meluncurkan produk yang menjiplak layanan TikTok.

Ia juga menuding Facebook berupaya untuk mengeluarkan TikTok dari bisnis digital di Amerika Serikat.

Kritik tajam dari bos TikTok bahkan diunggah secara terbuka di laman Newsroom Tiktok pada Rabu lalu, beberapa jam sebelum CEO Facebook dijadwalkan bersaksi di depan Congress AS.

Saat itu, Zuckerberg dimintai keterangan oleh Congress terkait dominasi Facebook yang menghilangkan persaingan sehat dalam bisnis digital.

Mengutip keterangan di Newsroom TikTok, Sabtu (1/8/2020), Mayer menggarisbawahi, Instagram belum lama ini mengumumkan kehadiran Reels, produk hasil jiplakan yang merupakan pesaing bagi TikTok. Sebelumnya, Facebook juga meluncurkan Lasso, produk jiplakan yang gagal dalam waktu singkat.

"Kami sangat terbuka terhadap kompetisi, kami rasa kompetisi yang adil membuat bisnis lebih baik. Bagi mereka yang mau meluncurkan produk kompetitif, luncurkanlah. Facebook bahkan mau merilis produk jiplakan lainnya, Reels --yang terhubung ke Instagram-- setelah produk jiplakan sebelumnya, Lasso, gagal dalam waktu singkat," kata Mayer.

Fokus Pada Persaingan

TikTok
TikTok. Dok: money.com

Mayer mengatakan, alih-alih fokus dengan fitnah dari kompetitor, TikTok ingin memfokuskan energi pada persaingan yang adil dan terbuka.

"Mari kita memfokuskan energi pada persaingan yang adil dan terbuka, daripada memfitnah pesaing kita --yakni Facebook--yang menyamar sebagai patriotis dan dirancang untuk mengakhiri kehadiran TikTok di AS," kata Mayer.

Mayer bahkan menyebut, tanpa kehadiran TikTok, pengiklan di Amerika hanya akan memiliki sedikit pilihan platform untuk iklan. Dengan begitu, kompetisi akan sangat kering, demikian juga dengan energi kreatif Amerika.

Mantan petinggi Disney ini juga menegaskan TikTok bukanlah perusahaan yang berpolitik.

"Kami tak menerima iklan politik dan tidak memiliki agenda. Satu-satunya tujuan kami adalah menjadi platform yang dinamis untuk dinikmati semua orang," tuturnya.

Komitmen TikTok

Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok.
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Mayer juga memastikan bahwa TikTok berkomitmen untuk jadi tempat yang aman bagi jutaan remaja Amerika. TikTok, kata Mayer, juga terus memperbaiki diri dan mengambil langkah yang diperlukan agar bisa diterima di AS.

"TikTok menjadi target terbesar, tetapi kami bukanlah musuh. TikTok mengambil langkah besar untuk mendorong percakapan yang lebih dalam, algoritma yang transparan, serta moderasi konten untuk mematuhi aturan," katanya.

Mayer mengatakan, TikTok berkomitmen untuk mengikuti aturan hukum di AS. Agar diterima di sana, TikTok juga menghadirkan pusat data dan moderasi yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Para ahli bisa mengawasi kebijakan moderasi kami dan mengawasi kode-kode yang menjalankan algoritma kami," tuturnya.

TikTok juga berkomitmen membantu para kreator di AS dengan mengalokasikan USD 200 juta untuk Creator Fund. Dalam tiga tahun ke depan dana ini juga ditargetkan akan meningkat hingga USD 1 miliar.

Di Amerika sendiri, TikTok menyebut, pihaknya telah menciptakan 10.000 lapangan pekerjaan.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya