Liputan6.com, Jakarta - Sektor informasi dan komunikasi (infokom) disebut menyimpan peluang tumbuh yang besar untuk saat ini, bahkan di masa depan.
Hal itu diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia, Dedy Permadi dalam diskusi virtual yang digelar Sekolah Politik Indonesia.
"Sektor infokom menyimpan peluang besar saat ini dan di masa depan. Sebab, sektor ini tumbuh hingga dua digital pada kuartal kedua 2020 sebesar 10,88 persen," tuturnya.
Advertisement
Dengan nilai itu, menurut Dedy, sektor infokom berkontribusi sebesar 4,6 persen pada PDB Indonesia. Sementara jika dibandingkan dengan tahun lalu, sektor ini meningkat hingga 1,2 persen.
"Karenanya, sektor infokom masih sangat berpotensi untuk dikembangkan dan ada optimisme," tuturnya melanjutkan.
Hal itu juga tidak lepas dari pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang banyak berkontribusi pada PDP masih belum seluruhnya memanfaatkan platform digital, sehingga ada optimisme besar di sektor infokom untuk mendorong ekonomi digital.
Baca Juga
Untuk mendorong pertumbuhan itu, Dedy lebih lanjut mengatakan pemerintah juga sudah mencanangkan program percepatan transformasi digital Indonesia. Program ini meliputi pembangunan infrakstruktur, pembangunan ekosistem digital, hingga dukungan legislasi primer.
Turut hadir dalam diskusi tersebut adalah Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah. Menurut Ririek, Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi juga memastikan ketersediaan konektivitas yang diperlukan masyarakat untuk beraktivitas selama pandemi.
"Agar meskipun masyarakat tinggal di rumah, aktivitas masih berjalan, baik bekerja maupun belajar. Meski tidak 100 persen seperti dalam kondisi normal, aktivitas ekonomi itu diharapkan masih bisa bergulir dalam batas-batas tertentu," tuturnya.
Sejumlah hal yang sudah dilakukan Telkom dengan mengembangkan infrastruktur untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat.
Hal itu dilakukan lewat sejumlah cara, mulai dari penambahan kapasitas hingga intensif agar mempermudah sekaligus meringankan masyarakat memperoleh akses telekomunikasi.
Tantangan Infrastruktur
Meski memiliki potensi besar, sektor informasi dan komunikasi di Indonesia masih memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah cakupan internet yang belum merata di Indonesia.
Untuk itu, menurut Dedy, pemerintah sudah melakukan pemetaan terhadap cakupan internet 4G di Indonesia. Pemetaan ini dilakukan dengan dua pendekatan, yakni administratif dan geografis.
"Berdasarkan pendekatan geografis, dari seluruh total daratan Indonesia, kami memetakan, 4G baru menjangkau 49,33 persen. Jadi, separuh lebih daratan Indonesia belum tercover 4G," tuturnya.
Sementara berdasarkan pendekatan administratif, ada sekitar 12 ribuan desa atau kelurahan yang belum terjangkau cakup 4G, dengan kebanyakan berada di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
"Untuk itu, pemerintah memiliki target untuk menyelesaikan cakupan 4G ini ke seluruh Indonesia pada akhir 2022," tuturnya. Sementara dari sisi operator seluler, seperti Telkomsel, pendekatan yang dilakukan adalah populasi.
Untuk itu, Ririek menuturkan, cakupan 4G Telkomsel kalau dihitung dari populasi sudah mencapai 95 persen. Kendati memiliki perbedaan pendekatan, Telkomsel juga akan terus mendorong pemerataan sinyal 4G di Indonesia.
(Dam/Isk)
Advertisement