Liputan6.com, Jakarta - Kingston baru saja meluncurkan USB drive edisi khusus badminton di Indonesia. Kehadiran edisi khusus ini terinspirasi dari badminton yang diketahui merupakan olahraga favorit di Tanah Air.
Mengingat USB drive ini merupakan edisi khusus, Kingston mengembangkannya dengan desain unik. USB drive edisi khusus ini mengambil desain shuttlecock yang menggemaskan.
Selain memiliki desain shuttlecock, USB drive ini juga dibekali dengan label karet Kingston Rex berwarna merah cerah, sehingga pengguna dapat menempelkannya di kunci atau ransel mereka.
Advertisement
Baca Juga
"Sebagai merek memori terkemuka, kami menciptakan USB drive untuk menghargai penggemar bulu tangkis yang menggambarkan semangat olahraga serta komitmen Kingston terhadap memori," tutur Sales/Marketing and Business Development VP of APAC Region Kingston, Kevin Wu, dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (21/9/2020).
Menurut Kevin, peluncuran USB drive edisi khusus ini mendorong semua orang menciptakan momen tidak terlupakan dan mengingat semua hal-hal yang menyenangkan saat bermain bulu tangkis.
Untuk diketahui, Kingston edisi khusus ini hadir dengan kapasitas 64GB dan kinerja USB 3.2 Gen 1. USB drive edisi khusus ini sudah tersedia jaringan gerai ritel Kingston dan dijual dengan harga Rp 425 ribu.
Duh, Ternyata Ngecharge di Bandara Berbahaya
Terlepas dari informasi itu, tahukah kamu kalau mengisi daya baterai di tempat umum berbahaya? Menurut salah satu ahli keamanan siber Amerika Serikat (AS), mengisi daya di colokan USB tempat umum beresiko dimodifikasi penjahat siber untuk menginstal malware.
Wakil Presiden X-Force Threat Intelligence di IBM Security, Caleb Barlow menyatakan, malware tersebut bakal mencuri data di dalam smartphone dan berpotensi disalahgunakan.
"Memasukkan smartphone ke port USB publik seperti di bandara ibaratkan menemukan sikat gigi di jalan dan memasukannya ke mulut Anda," ujar Barlow pada Forbes, seperti dikutip Tekno Liputan6.com, Selasa (28/5/2019).
Laporan IBN X-Force menyebutkan penjahat siber memiliki teknik yang rapi untuk meretas perangkat dan bagaimana menargetkan perangkat tersebut.
Laporan tersebut juga menyatakan, industri transportasi dan jasa keuangan jadi sektor yang paling banyak diserang peretas tahun 2018.
Barlow menyarankan para pemilik smartphone untuk membawa powerbank portabel sebagai alternatif. Saat powerbank habis, pemilik smartphone bisa mengisinya lewat slot tersebut.
Advertisement
Jepang Bakal Ciptakan Malware untuk Lindungi Pemerintah
Malware adalah salah satu ancaman siber berbahaya yang bisa menjangkit gadget. Meski begitu, Jepang justru malah membuat senjata dengan bentuk malware.
Bukan untuk bunuh diri, malware yang dibuat hanya akan berfungsi mempertahankan diri dari ancaman kejahatan siber. Kementerian Pertahanan Jepang telah mengaturnya sedemikian rupa.
Perisai berbentuk malware ini memang berisi virus dan backdoor, dan digadang menjadi senjata siber pertama milik Jepang.
Tahun fiskal ini, senjata malware akan selesai dibuat oleh kontraktor, demikian seperti dilansir Tekno Liputan6.com dari DZnet, Selasa (7/5/2019).
Malware ini bakal beraksi secara khusus menyerang si pelaku kejahatan siber.
Meski begitu, belum ada informasi resmi tentang bagaimana malware akan bekerja atau bagaimana pemerintah Jepang bakal memanfaatkan senjata ini.
Hal tersebut sebenarnya sudah dilakukan militer Jepang sebagai bentuk pembenahan diri karena militer Tiongkok sudah jauh lebih canggih.
Pada tahun 2016, Jepang memutuskan untuk melebarkan fokus militernya ke ranah siber, yang disebut NATO sebagai medan perang resmi bersama udara, daratan dan laut.
Bukan hanya Jepang, ada beberapa yang diklaim sudah mengembangkan senjata siber, diantaranya Amerika, Inggris, Jerman dan lainnya.
(Dam/Ysl)