Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari lalu, media sosial sempat diramaikan dengan foto komodo yang berhadapan dengan truk pembawa material di Pulau Rinca. Foto ini lantas menjadi perbincangan, sebab dikaitkan dengan pembangunan di pulau tersebut.
Salah satu akun yang mengangkat isu ini untuk pertama kali adalah @KawanBaikKomodo. Dalam kicauannya, akun tersebut menceritakan bahwa ini merupakan kali pertama komodo mendengar deru mesin mobil dan menghirup bau asapnya.
"Untuk pertama kalinya Komodo2 ini mendengar deru mesin2 mobil dan menghirup bau asapnya. Akan spt apa dampak proyek2 ini ke depannya? Masih adakah yg peduli dg konservasi?" tulis akun tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Menyusul banyaknya tanggapan terhadap kicauan tersebut, tagar Save Komodo pun kini mengemuka di Twitter. Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Senin (26/10/2020), tagar ini berada di puncak Trending Topic Twitter.
Banyak kicauan warganet dengan tagar tersebut menyerukan perlindungan terhadap komodo yang ada di Pulau Rinca. Selain itu, ada beberapa yang juga memintau peninjauan kembali pembangunan di wilayah tersebut.
Tidak hanya Save Komodo, tagar lain yang juga banyak diperbincangkan adalah Save Pulau Komodo. Untuk mengetahui seperti apa tanggapan warganet, berikut ini ada beberapa tweet yang sudah dihimpun.
Konservasi bukan investasi#SaveKomodo pic.twitter.com/Cz5JpL86R6
— Rakhmat Ramdhani (@RamdhaniRakhmat) October 26, 2020
asli bener2 kacau bgt 😞 #savekomodo
— 𝒱𝑒𝓃𝓊𝓈 🦋 (@bbyrdvlvt) October 26, 2020
Manusia dan uang adalah ancaman ekosistem #savekomodo pic.twitter.com/aCJ6egEi1J
— rizky untuk semesta (@rizkyklean) October 26, 2020
Ada kalanya yang terbaik adalah membiarkan ia seperti adanya .. Tidak semua hal cocok untuk diubah menjadi mau anda #savekomodo
— Indria Nursanti| (@indrianursanty) October 26, 2020
manusia kok tega sih#savekomodo #SaveKomodoNow #savepulaukomodo
— al 💎 (@mecchawin) October 26, 2020
Reptil purba Komodo dikenal dgn sifatnya yang SOLITER (suka menyendiri, tdk suka keramaian). Jika kemudian hadirnya Jurassic Park dgn motif menghimpun semua reptil purba utk memuaskan hasrat wisatawan kaya, itu jadi penjara/ neraka bagi komodo.#savekomodo#SaveKomodoNow
— Herman Ef Tanouf (@HermanEfTanouf) October 26, 2020
Apapun tujuannya tak ada pembenaran bagi perusakan lingkungan, apalagi sampai mau mengambil habitat hewan lindung asli negri ini hanya untuk kepentingan wisatawan. Aspek lingkungan tetap menjadi hal paling fundamental bagi suatu peradaban bangsa.#savekomodo #savepulaukomodo pic.twitter.com/HTz8IMrNNv
— Naufal Muzaki (@Naufalmuzakis) October 26, 2020
Taman Nasional Komodo Ditutup hingga 30 Juni 2021
Di sisi lain, Balai Taman Nasional Komodo menutup sementara Resort Loh Buaya dari kunjungan wisatawan. Hal ini diterapkan dalam upaya penataan sarana dan prasarana atau sarpras wisata alam.
Penutupan ini mempertimbangkan proses percepatan penataan dan pembangunan sarpras wisata alam yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kebijakan tersebut disampaikan lewat surat pengumuman yang dirilis pada Minggu, 25 Oktober 2020.
Adapun keputusan ini diambil guna peningkatan pelayanan dan keamanan wisatawan. Terdapat beberapa langkah yang diambil oleh Balai Taman Nasional Komodo.
"Menutup sementara Resort Loh Buaya, SPTN Wilayah I Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, terhitung sejak tanggal 26 Oktober hingga 30 Juni 2021 dan akan dievaluasi setiap 2 (dua) minggu sekali," demikian bunyi surat pengumuman yang dirilis pada Minggu, 25 Oktober 2020.
Pada poin kedua juga disebutkan pembangunan sarpras wisata alam di Resort Loh Buaya, termasuk dermaga, pusat informasi wisatawan, jalan jerambah, dan penginapan ranger, serta naturalist guide, tetap mengutamakan keselamatan komodo.
Terdapat 15 komodo yang kerap tampak di sekitar lokasi dari total 60 komodo yang hidup di lembah Loh Buaya di Pulau Rinca. Langkah selanjutnya, briefing harian secara konsistem dilakukan petugas, pekerja, maupun pengawas pembangunan.
Advertisement
Terapkan Protokol Kesehatan
Hal tersebut dilakukan guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat berdampak pada keselamatan satwa, terutama komodo. Lalu, mengoptimalkam kegiatan ekowisata di daratan untuk dilakukan di Resort Loh Liang, SPTN Wilayah II Pulau Komodo dan Resort Padar Selatan, SPTN Wilayah III Pulau Padar.
"Pelaksanaan pembangunan sarpras wisata serta aktivitas ekowisata di dalam kawasan Taman Nasional Komodo tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penyebaran virus COVID-19 sesuai dengan ketentuan yang berlaku," lanjut surat tersebut.
"Penutupan sementara ini akan dievaluasi secara berkala dengan memperhatikan perkembangan pembangunan sarpras wisata alam di Resort Loh Buaya, SPTN Wilayah I Pulau Rinca," tutup surat pengumuman itu.
(Dam/Isk)