Intel Umumkan RealSense ID, Teknologi Pengganti Face ID?

Seperti Face ID, RealSense ID mengandalkan dua lensa kamera dan sensor khusus yang dapat mendeteksi jarak antar dua objek.

oleh Yuslianson diperbarui 08 Jan 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi facial recognition, pengenalan wajah
Ilustrasi facial recognition, pengenalan wajah. Kredit: Teguhjatipras via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Intel baru mengumumkan solusi baru dalam teknologi pemindai wajah yang dapat dipakau untuk berbagai perangkat pintar.

Adapun solusi tersebut diberi nama RealSense ID, sebuah teknologi yang menggabungkan depth sensor dengan artificial intelligence untuk otentikasi wajah.

Secara garis besar, teknologi baru milik Intel ini memang serupa dengan kemampuan Face ID.

Seperti Face ID, RealSense ID mengandalkan dua lensa kamera dan sensor khusus yang dapat mendeteksi jarak antar dua objek.

Dikombinasikan dengan neural network yang canggih, sensor ini dapat mendeteksi dan membedakan wajah seseorang lebih akurat, kata Intel sebagaimana dikutip dari 9to5Mac, Jumat (8/1/2021).

Menurut Intel, proses setup teknologi di perangkat ini sangat mudah dan mengandalkan security chip untuk menyimpan dan mengekripsi data pengguna, seperti yang dilakukan Secure Encalve di iPhone dan iPad.

Intel mengatakan, RealSense ID dapat diintegrasikan ke smart lock, kontrol akses, ATM, dan banyak perangkat lainnya.

 

Sudah Kembangkan Teknologi Anti-spoofing

Logo Intel di CES 2017. Liputan6.com/Corry Anestia

Lebih lanjut, Intel telah mengembangkan teknologi RealSense ID ini dengan sistem anti-spoofing.

Dengan begini, pelaku kejahatan tidak akan mampu membuka kunci perangkat dengan gambar, video, atau topeng.

Dengan ini, kemungkinan seseorang untuk mengelabui sistem pengenalan wajah Intel adalah satu dari sejuta--angka serupa yang dikatakan Apple tentang akurasi Face ID.

Intel Jual Bisnis SSD Senilai Rp 123 Triliun

Logo Baru Intel (Foto: Twitter @intel)

Intel menjual bisnis SSD miliknya ke SK Hynix dalam kesepakatan senilai US$ 9 miliar sekitar Rp 123 Triliun.

Langkah ini membuat perusahaan pembesut chip tersebut hampir sepenuhnya keluar dari bisnis memori flash dan penyimpanan, kecuali untuk teknologi memori Optane kelas atas Intel yang masih akan dipertahankan.

Kesepakatan itu mencakup bisnis SSD, komponen, dan wafer ( bahan dasar dari komponen microsystem) bersama dengan pabrik yang memproduksi NAND di Dalian, China. Demikian seperti dikutip dari The Verge, Kamis (21/10/2020).

(Ysl/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya