Ramai Pengguna Pindah ke Signal, Bos WhatsApp Beri Penjelasan Soal Privasi

Ramainya pengguna yang mempertanyakan mengenai kebijakan privasi WhatsApp membuat bos WhatsApp memberi penjelasan soal privasi dan alasan perusahaan paksa pengguna setujui perubahan kebijakan privasi.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Jan 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi Whatsapp
Ilustrasi Whatsapp (Foto: Unsplash.com/Christian Wiediger)

Liputan6.com, Jakarta - Pada 7 Januari 2021 WhatsApp menggulirkan pembaruan kebijakan privasi WhatsApp yang membuat banyak pengguna di seluruh dunia bereaksi.

Salah satu hal yang membuat pengguna di seluruh dunia bereaksi adalah WhatsApp memaksa pengguna memberi persetujuan, untuk mengintegrasikan data WhatsApp dengan Facebook.

Selain itu, WhatsApp juga mengungkap data-data apa saja yang selama ini dikumpulkan dan diakses oleh pihaknya untuk mendukung berjalannya layanan. Pengguna pun takut data-data pribadi yang jumlahnya cukup banyak itu akan dibagikan ke Facebook untuk membuat iklan tertarget.

Ramainya pemberitaan dan tanggapan negatif atas pembaruan kebijakan privasi WhatsApp ini, membuat bos WhatsApp merasa perlu untuk memberikan penjelasan.

Melalui thread di akun Twitter-nya @wcathcart, Head of WhatsApp, Will Cathcart, mengaku dirinya memperhatikan ada banyak diskusi di media sosial mengenai pembaruan kebijakan privasi WhatsApp.

"Saya ingin berbagi tentang betapa semua orang di WhatsApp berkomitmen menyediakan komunikasi pribadi untuk dua miliar pengguna di seluruh dunia. Inti layanan kami, pengiriman pesan dengan orang-orang tercinta tetap dilindungi enkripsi end-to-end dan itu tidak berubah," kata Cathcart, dikutip dari akun Twitternya, Jumat (15/1/2021).

Ia memastikan, enkripsi end-to-end membuat pihak WhatsApp dan Facebook tidak bisa melihat panggilan atau pesan pengguna. Cathcart mengatakan, komitmen akan teknologi ini berlaku secara global.

Jelaskan Alasan Paksa Pengguna Setujui Update Privasi

Ilustrasi Facebook dan WhatsApp
Ilustrasi Facebook dan WhatsApp

Menyoal pembaruan kebijakan privasi, Cathcart mengungkapkan, pembaruan dilakukan sebagai bentuk transparansi dan memberikan penjelasan lebih baik mengenai fitur opsional ketika pengguna berinteraksi dengan akun bisnis.

Menurutnya, WhatsApp sudah mengumumkan kebijakan mengenai akun bisnis ini pada Oktober lalu, termasuk di dalamnya penjualan di WhatsApp dan kemampuan pengguna berkirim pesan ke bisnis.

Sementara terkait pemaksaan WhatsApp kepada pengguna untuk memberi persetujuan, Will Cathcart menyebut, semua aplikasi mengharuskan pengguna menerima persyaratan layanan.

"Semua aplikasi membutuhkan pengguna menerima pembaruan persyaratan. Persyaratan dan kebijakan membantu memberikan transparansi pada praktik data dan pembaruan ini mencakup lebih banyak transparansi mengenai bagaimana WhatsApp bekerja, jika pengguna memilih untuk memakainya. Kami ingin semua orang tahu itu," katanya.

Pastikan Komunikasi Personal Tak Berubah

Ilustrasi WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Will Cathcart juga memastikan bahwa pembaruan ini berlaku untuk komunikasi bisnis dan tidak mengubah praktik berbagi data WhatsApp dengan Facebook.

"Ini tidak mempengaruhi cara orang berkomunikasi secara pribadi dengan teman atau keluarga, di mana pun mereka berada," tulisnya.

Dia menyadari bahwa tidak semua pengguna menyadari bahwa WhatsApp digunakan untuk bisnis di banyak negara. Menurutnya, ada 175 juta pengguna yang mengirimkan pesan ke akun bisnis tiap harinya dan jumlahnya terus bertambah.

"Bisnis juga menginginkan alat untuk menanggapi pesan tersebut dengan cepat dan efektif dan kini masih sulit. Oleh karenanya, fitur seperti Shops dan Pay bisa membantu pengguna membeli barang yang mereka inginkan, langsung dari akun bisnis di WhatsApp," kata Cathcart.

Kompetisi Seputar Privasi

Ilustrasi WhatsApp. Kredit: Freepik
Ilustrasi WhatsApp. Kredit: Freepik

Sadar bahwa banyak penggunanya beralih ke aplikasi pesan yang dianggap lebih privat seperti Signal dan Telegram, Will Cathcart mengatakan, kompetisi mengenai privasi merupakan hal yang yang baik.

"Kami kini berada dalam sebuah kompetisi dalam hal privasi dengan produk lain dan itu bagus untuk dunia. Pengguna harus punya pilihan tentang bagaimana mereka berkomunikasi dan percaya diri bahwa tidak ada satu pun pihak yang bisa mengintip pesan mereka. Memang ada sejumlah orang yang tidak setuju dengan ini, misalnya sejumlah pemerintah," kata Cathcart.

Terakhir, ia mengatakan dirinya bangga dengan layanan yang ditawarkan WhatsApp dan akan terus mengembangkan teknologi dan praktik untuk menghadirkan saluran komunikasi yang aman dan privat.

Ia kembali menyinggung tentang fitur enkripsi end-to-end milik WhatsApp. Ke depan untuk memastikan privasi, Cathcart mengumumkan pihaknya akan merilis pesan yang dapat menghilang otomatis (dissapearing message) pada bulan November.

"Inovasi kami dalam hal privasi akan terus berlanjut," tutur dia.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya