Samy Bengio Lepas Jabatan Manajer Riset Google AI

Pengunduran diri Samy Bengio disebut sebagai protes terhadap pemecatan pejabat AI Google, Timnit Gebru

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Apr 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2021, 17:00 WIB
Kantor Baru Google di Berlin
Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Manajer Riset Google AI, Samy Bengio, mengundurkan diri menyusul pemecatan terhadap beberapa pejabat Google AI sebelumnya.

Langkah ini disebut sebagai protes terhadap pemecatan yang dilakukan Alphabet Inc kepada insinyur Google AI Timnit Gebru.

Dikutip dari Reuters, Kamis (8/4/2021), Google mengonfirmasi pengunduran diri Samy Bengio melalui email. Namun Bengio belum memberikan komentar.

Untuk diketahui, sebagai ilmuwan terkemuka di Google, Bengio menghabiskan sekitar 14 tahun di perusahaan.

Samy Bengio merupakan salah satu karyawan pertama yang terlibat dalam proyek berusia satu dekade yang dikenal sebagai Google Brain.

Proyek ini diketahui sebagai cikal bakal yang mengembangkan algoritme penting sebagai sistem AI modern.

 

Peran Bengio

Andrew Ng, anggota awal Brain, yang sekarang menjalankan startup perangkat lunak Landing AI, mengatakan Bengio telah banyak berperan untuk memajukan teknologi etika AI.

Selain itu, Peneliti Google Brain Sara Hooker dalam sebuah tweet menggambarkan kepergian Bengio sebagai "kerugian besar bagi Google."

"Saya belajar banyak dengan Anda semua, tentu saja dalam hal penelitian pembelajaran mesin, tetapi juga tentang betapa sulitnya namun penting untuk mengatur tim peneliti yang besar untuk mempromosikan penelitian ambisius jangka panjang, eksplorasi, ketelitian, keragaman, dan inklusi," kata Bengio dalam email.

Nicolas Le Roux, seorang peneliti Google Brain, mengatakan kepada Reuters bahwa Bengio telah mengabdikan dirinya untuk membuat organisasi penelitian lebih inklusif dan "menciptakan ruang di mana semua orang merasa diterima."

Google baru-baru ini memindahkan pengawasan tim etika AI dari Bengio ke wakil presiden Marian Croak.

Pada Februari, Croak memberi tahu staf di balai kota bahwa Google menginginkan manajemen yang dapat fokus sepenuhnya pada area itu, dengan mengatakan hal tersbut hanya sebagian kecil dari apa yang didukung Bengio.

 

Tinggalkan Google

Dalam email internal yang dikirim Bengio, dia mengatakan memutuskan untuk meninggalkan Google untuk mengejar ‘peluang menarik lainnya’. Ia kemudian mengiformasikan masih bersama Google hingga 28 April 2021.

Seperti diketahui, Google memecat staf ilmuwan Margaret Mitchell pada Februari setelah menuduh dia mentransfer file elektronik dari perusahaan.

Ini menyusul pemecatan rekan peneliti Gebru pada bulan Desember setelah dia mengancam akan berhenti daripada mencabut makalahnya.

"Untuk meningkatkan kekhawatiran tentang ras dan ketidaksetaraan gender, dan berbicara tentang pemecatan Dr. Gebru yang bermasalah oleh Google," kata Mitchel menanggapi makalah yang dibuat Gebru.

Gebru mengatakan perusahaan ingin menekan kritiknya terhadap produk dan upayanya untuk meningkatkan keragaman tenaga kerja. Google kemudian menerima tawarannya untuk mengundurkan diri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya