Bukalapak Raih Pendanaan Terbaru dengan Nilai Rp 3,4 Triliun

Putaran pendanaan Bukalapak ini dilaporkan dipimpin oleh Microsoft, GIC, dan Emtek.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 16 Apr 2021, 09:08 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2021, 09:00 WIB
Bukalapak
Pembukaan kantor research and development di Surabaya (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak dilaporkan telah mencatat putaran pendanaan baru yang dipimpin Microsoft, GIC, dan Emtek. Menurut dokumen penjualan yang diterima Reuters, pendanaan ini mencapai US$ 234 juta (Rp 3,4 triliun).

Dilansir Reuters, Jumat (16/4/2021), selain tiga investor di atas, pendanaan Bukalapak ini juga diikuti oleh SC Ventures, cabang investasi Standard Chartered, dan Naver Corp. dari Korea Selatan.

Tidak hanya kabar soal pendanaan terbaru, sumber anonim mengatakan startup ini juga disebut tengah berencana untuk bisa listing atau mencatatkan sahamnya di Indonesia.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, Bukalapak diketahui telah menggandeng Mandiri Sekuritas sebelum melakukan merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus atau (SPAC) di Amerika Serikat.

Kendati demikian, Bukalapak masih belum angkat bicara mengenai rencana listing ini. Selain Bukalapak, startup lain yang gencar dilaporkan akan menjadi perusahaan terbuka di Amerika Serikat adalah Grab.

Rencananya, Grab akan IPO bersama Altimeter Growth Corp. IPO Grab diprediksi akan menjadi penawaran saham perdana dengan nilai terbesar di AS oleh perusahaan Asia Tenggara.

Grab Umumkan Rencana IPO dengan Nilai Rp 579 Triliun

Grab
Ilustrasi sistem pemetaan yang ada di Grab Indonesia. (Foto: Grab Indonesia)

Valuasi pro-forma ekuitas Grab atas rencana IPO diperkirakan mencapai USD 39,6 miliar atau setara Rp 579 triliun. IPO Grab diprediksi akan mendapatkan investasi dalam bentuk dana tunai baru sebesar USD 4,5 miliar.

Group CEO dan Co-founder Grab, Anthony Tan mengatakan, pihaknya bangga mewakili Asia Tenggara menjadi perusahaan terbuka di pasar global.

"Langkah ini merupakan pencapaian dari perjalanan kami dalam memberikan akses kepada setiap orang untuk dapat menikmati kemajuan ekonomi digital," tuturnya dalam keterangan pers Grab, Selasa (13/4/2021).

Ia mengatakan, pandemi menjadi tantangan besar bagi perusahaan namun juga membuat Grab belajar menjadikan bisnis kian tangguh.

Pada masa pandemi, Grab membantu mitra pengemudi beralih ke layanan pengiriman yang sekaligus membuat perusahaan bertumbuh.

Sementara Founder dan CEO Altimeter, Brad Gerstner mengungkap, Grab membuka jalan digital bagi 670 juta masyarakat Asia Tenggara dengan pertumbuhannya.

Meski populasi Asia Tenggara lebih besar ketimbang Amerika Serikat, penetrasi online layanan pesan-antar makanan, transportasi on-demand, dan transaksi elektronik masih lebih kecil.

Grab pun memprediksi total pasarnya akan berkembang dari sekitar USD 52 miliar di tahun 2020 menjadi USD 180 miliar pada 2025 mendatang.

Rencana Transaksi

Perjalanan Grab untuk IPO di bursa saham AS difasilitasi gabungan kesepakatan bisnis antara Grab dan Altimeter Growth, perusahaan khusus untuk tujuan akuisisi.

Berdasarkan rencana transaksi yang diajukan, Altimeter Growth dan Grab bersama-sama akan dimiliki penuj oleh perusahaan induk baru dengan ekuitas pro-forma sebesar USD 39,6 miliar.

Dana tunai baru sebesar USD 4,5 miliar tersebut berasal dari investor yang berkomitmen penuh dalam Private Investment in Public Equity (PIPE) yang dipimpin oleh Altimeter Capital Management, dengan nilai lebih dari USD 4 miliar. Altimeter memasukkan dana tunai USD 750 juta.

Sementara investor lainnya termasuk BlackRock, Counterpoint Global, dan lain-lain. Investor terkemuka dari Indonesia meliputi Djarum, Keluarga Sariaatmadja, dan Sinar Mas.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya